Dampingi Soekarno Hingga Hembus Napas Terakhir, Hartini Sosok Istri Lambang Perempuan Jawa Yang Setia

Dampingi Soekarno Hingga Hembus Napas Terakhir, Hartini Sosok Istri Lambang Perempuan Jawa Yang Setia

Dampingi Soekarno Hingga Hembus Napas Terakhir, Hartini Sosok Istri Lambang Perempuan Jawa Yang Setia --

BACA JUGA:Tak Punya Anak, Kesetiaan Cinta Inggit Kandas Kala Soekarno Memutuskan Menikahi Fatmawati

BACA JUGA:Kisah Ratna Sari Dewi, Istri ke 5 Soekarno Penuh Kontroversi, Dipenjara Hingga Pose Sensasional

Sebelumnya pada Juli 1967, tim dokter kepresidenan yang diketuai Prof Siwabessy dengan anggota dr Soeharto, dr Tang Sin Him, dan Kapten CPM dr Soerojo yang paham rekam medis Bung Karno dibubarkan. 

Kondisi kesehatan Bung Karno memburuk. Atas permintaan Bung Karno, Hartini mengirim surat kepada Presiden Soeharto dan memohon suaminya diizinkan pindah ke Jakarta agar dapat perawatan yang layak. 

Saat itu, ginjal kiri Bung Karno sudah tak berfungsi sama sekali, dan fungsi ginjal kanan tinggal 25 persen. 

Berbulan-bulan surat tersebut tak ada tanggapan. Hartini kembali mengirim surat kedua dan meminta Rachmawati untuk mengantarkan surat itu langsung ke Presiden Soeharto di Cendana. 

Pada Februari 1969, Bung Karno dipindahkan ke Wisma Yaso (kini Museum Satria Mandala). Kondisi Bung Karno semakin renta. Namun, Hartini tetap merawat Bung Karno dan mereka tinggal di Wisma Yaso hingga 1970. 

Walaupun kodisinya menurun, Bung Karno menolak dibawa ke RSPAD. Namun, setelah dibujuk oleh Hartini, Bung Karno luluh. 

Putra Sang Fajar itu pun dirawat selama beberapa hari di RSPAD. Bung Karno pun mengembuskan napas terakhirnya pada 21 Juli 1970 di usia 69 tahun sekitar pukul 07.00 WIB. Saat meninggal, ia tetap ditemani oleh Hartini yang setia mendampingi.

Sejarah mencatat, Hartini telah mengisi paruh kehidupan Soekarno. Dia lambang perempuan Jawa yang setia, nrimo, dan penuh bekti terhadap guru laki.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: