Perlawanan Suku Melayu di Rempang Dari Dulu dan Kini Kisah Penuh Semangat Melawan Penjajah

Perlawanan Suku Melayu di Rempang Dari Dulu dan Kini Kisah Penuh Semangat Melawan Penjajah

Perlawanan Suku Melayu di Rempang Dari Dulu dan Kini Kisah Penuh Semangat Melawan Penjajah--

Belanda kemudian mengirimkan ultimatum kepada pemerintah Indonesia untuk menyerahkan semua senjata yang dimiliki oleh rakyat dalam waktu 48 jam. Ultimatum ini ditolak oleh pemerintah Indonesia dan suku Melayu.

Perlawanan suku Melayu terhadap Sekutu dimulai sejak tanggal 25 Oktober 1945, ketika Sekutu mendaratkan pasukan di Tanjung Perak, Batam.

Pasukan Sekutu yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby ini bertugas untuk melucuti senjata tentara Jepang, menyelamatkan tawanan perang Sekutu, dan menciptakan ketertiban di Batam.

BACA JUGA:Mengenal Tradisi Melangun, Kesedihan Mendalam Suku Anak Dalam dan 4 Aturan Hidup Yang Dipatuhi

BACA JUGA:Suku Yang Paling Menghargai Kesucian Wanita, Jika Gagal Tes Keperawanan Disanksi Berat

Namun, suku Melayu mencurigai bahwa Sekutu bekerja sama dengan Belanda untuk menghambat kemerdekaan Indonesia.

Suku Melayu juga tidak suka dengan sikap arogan dan sewenang-wenang dari pasukan Sekutu yang sering melakukan penyerbuan, penangkapan, dan penembakan terhadap rakyat Batam.

Untuk melawan Sekutu, suku Melayu melakukan aksi-aksi seperti mengepung pos-pos dan markas-markas Sekutu, membantu pasukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang dipimpin oleh dr. Moestopo, serta mendengarkan pidato-pidato Bung Tomo yang disiarkan melalui Radio Pemberontakan.

Perlawanan suku Melayu ini berpuncak pada tanggal 10 November 1945, ketika pasukan Sekutu melancarkan serangan besar-besaran terhadap Pulau Rempang.

Serangan ini dikenal sebagai Pertempuran Medan Area atau Battle of Surabaya, pertempuran ini berlangsung selama tiga minggu dengan korban jiwa dari kedua belah pihak.

Pertempuran Medan Area ini menjadi salah satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia.

Pertempuran ini juga menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme. Atas pengorbanan dan keberanian para pahlawan di Pertempuran Medan Area, maka tiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: