Perlawanan Suku Melayu di Rempang Dari Dulu dan Kini Kisah Penuh Semangat Melawan Penjajah

Perlawanan Suku Melayu di Rempang Dari Dulu dan Kini Kisah Penuh Semangat Melawan Penjajah

Perlawanan Suku Melayu di Rempang Dari Dulu dan Kini Kisah Penuh Semangat Melawan Penjajah--

RADARMUKOMUKO.COM - Suku Melayu adalah salah satu suku yang mendiami Pulau Rempang, sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah timur Pulau Batam, Kepulauan Riau. 

Suku ini memiliki tradisi dan budaya yang khas, seperti memelihara kerbau, menanam padi, dan mengadakan upacara adat.

Suku Melayu juga dikenal sebagai suku yang gigih dan berani dalam melawan penjajah Belanda dan Sekutu pada masa Revolusi Nasional Indonesia.

Perlawanan suku Melayu terhadap Belanda dimulai sejak dahulu tahun 1945, ketika Belanda mencoba mengembalikan kekuasaannya di Indonesia setelah Jepang menyerah kepada Sekutu.

Namun kini Rempang menjadi perhatian Nasional dan International terkait rencana pemerintah untuk membangun Eco City.

BACA JUGA:Mengenal Tradisi Melangun, Kesedihan Mendalam Suku Anak Dalam dan 4 Aturan Hidup Yang Dipatuhi

BACA JUGA:7 Suku Asli Dengan Jumlah Penduduk Terus Bekurang, Ada Yang Dilabel Primitif dan Ini Penyebabnya

Sehingga pemandangan untuk pengosongan lahan diduga oleh investor terjadi penolakan oleh warga  , sekilas tergambarkan kesedihan mereka seperti rasa terjaja lagi oleh bangsa negeri sendiri?

Selanjutnya Belanda mengirimkan pasukan NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yang dibantu oleh tentara-tentara Jepang yang masih ada di Indonesia.

Suku Melayu tidak menyukai kehadiran Belanda yang ingin menjajah kembali tanah air mereka. 

Mereka melakukan aksi-aksi seperti merebut senjata dari tentara Jepang, mengibarkan bendera merah putih di berbagai tempat, serta mengadakan rapat-rapat raksasa untuk menunjukkan dukungan kepada pemerintah Republik Indonesia.

Salah satu peristiwa yang menunjukkan perlawanan suku Melayu terhadap Belanda adalah Insiden Hotel Yamato pada tanggal 19 September 1945.

Insiden ini terjadi ketika suku Melayu menyerbu Hotel Yamato, tempat tinggal para pejabat NICA, dan menurunkan bendera merah putih biru milik Belanda, mereka merobek warna biru dari bendera tersebut sehingga menyisakan warna merah putih yang identik dengan bendera Indonesia.

Insiden Hotel Yamato ini memicu kemarahan Belanda dan memperkeruh hubungan antara Indonesia dan Belanda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: