Jejak Kereta Api Mak Itam di Ranah Minang Jadi Saksi Bisu Kekejaman Belanda Kepada Masyarakat Sumatera Barat
Jejak Kereta Api Mak Itam di Ranah Minang Jadi Saksi Bisu Kekejaman Belanda Kepada Masyarakat Sumatera Barat--
RADARMUKOMUKO.COM - Kereta Api Mak Itam Kereta ini ditarik oleh lokomotif Uap E1060 yang terkenal dengan sebutan Mak Itam.
Dimasa Kolonial Belanda, Sawahlunto merupakan kota terkenal sebagai penghasil batu bara.
Dalam jurnal berjudul "History of Coal Mine Ombilin Sawahlunto During the Reign of The Ducth 1892-1942" disebutkan, orang belanda menyebut Sawahlunto dengan Lunto Kloof atau Lembah Lunto.
Dizaman kolonial Belanda, perkeretaapian di Sumbar berada dibawah perusahaan Kereta Api negara Sumatera Staats Spoorwegen(SSS).
Setelah merdeka,Republik Indonesia (DKARI).
BACA JUGA:Perang Suku Baduy Bertempur Habis-habisan Melawan Belanda, Tanpa Mengenal Mundur
Beberapa perusahaan kereta api swasta bergabung dalam SS/VS, Staatsspoorwagen/Vereningde Spoorwagenbedrijf yakni gabungan perusahaan kereta api pemerintah.
Serta swasta Belanda yang ada fo Pulau Jawa dan DSM (Deli Spoorweg Maatschappij) yang ada di Sumatera Utara, masih menghendaki untuk beroperasi di Indonesia.
Kereta api Mak Itam adalah kereta api wisata kelas ekonomi yang dioperasikan oleh PT kereta Api Indonesia yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia dan pemerintah Kota Sawahlunto di Sumatera Barat.
Yang melayani relasi Sawahlunto–Muarakalaban p.p. Kereta api ini merupakan satu-satunya kereta api uap wisata yang beroperasi di Sumatra, serta merupakan kereta uap wisata ketiga di Indonesia setelah Ambarawa dan Jaladara.
Frasa mak itam sendiri berasal dari frasa bahasa Minangkabau yang berarti"Paman Hitam".
Kereta api di zaman Belanda, sampai tahun 1950 dijuluki Mak Itam.
Sebutan itu mengacu pada warna lokomotifnya yang dicat hitam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: