7 Pemberontakan Yang Dihadapi Indonesia Setelah Merdeka, Saling Serang Sesama Anak Bangsa Hingga Banyak Korban
Dok poto PKI yang dibuang ke Digul karena memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, membangun sendiri tempat tinggalnya. Foto milik Louis Johan Alexander Schoonheyt ini koleksi KITLV-jpnn,dokumen,net-Radar Mukomuko
Pemberontakan Republik Maluku Selatan
BACA JUGA:Cicilan KUR BRI Rp 25.000.000 Rp 50.000.000 dan Rp 100.000.000 Terbaru, Syarat Pinjaman KTP
Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) ini diproklamasikan pada 25 April 1950 dan Dr Chris Soumokil mengklaim sebagai presidennya. Tujuan utama gerakan RMS adalah mendirikan negara merdeka dengan pemerintahan sendiri yang berdaulat.
Pembangkangan oleh RMS sukses ditumpas oleh tentara RI dan pemimpin pemberontak, Soumokil, ditangkap di Seram pada 2 Desember 1962. Soumokil diadili di pengadilan militer di Jakarta, dijatuhi hukum mati dan dieksekusi pada 12 April 1966.
Pemberontakan PRRI/Permesta
Perlawanan PRRI/Permesta pecah di Sumatera dan Sulawesi. Setelah naiknya kembali Jenderal AH Nasution sebagai KSAD, ia kemudian mengangkat Kolonel Gatot Subroto yang sepaham dengannya menggantikan Kolonel Zulkifli Lubis sebagai Wakil KSAD.
Sementara Nasution menginginkan adanya keseimbangan untuk mengatasi pro dan kontra peristiwa 1952. Pergantian ini ternyata kontra produktif karena menimbulkan perlawanan lagi.
Untuk mengatasi konflik ini, diadakan Musyawarah Perwira yang diadakan di Yogyakarta dengan membentuk Dewan Militer. Soekarno tidak mau memberikan konsensi apalagi terhadap tuntutan agar Hatta kembali berperan.
BACA JUGA:9 Perang Besar Bangsa Indonesia Melawan Penjajah, Penyebab dan Pemenang Pertempuran
BACA JUGA:7 Kesaktian Panglima Besar Jendral Sudirman, Miliki Keris Sakti Hingga Meluluhkan Hati Orang Lain
Akibatnya pada Februari 1958, Letkol Ahmad Husein, Kolonel Zulkifli Lubis, Kolonel Simbolon, dan Kolonel Dahlan Djambek diberhentikan dari tentara karena berpihak pada rencana gerakan melawan pemerintah pusat.
Pada 15 Februari 1958 kemudian diproklamasikan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dengan Perdana Menteri Syafrudin Prawiranegara. Proklamasi PRRI ini kemudian didukung oleh Resimen di Sumatera Barat, Tapanuli, dan Sulawesi Utara.
Soekarno dengan dukungan kuat PKI bersikap keras terhadap pemberontakan PRRI /Permesta. Jenderal AH Nasution kemudian mengerahkan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD/sekarang Kopassus).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: