Benarkah India Menjadi Raja Beras di Dunia? Ternyata India Gunakan Strategi Soeharto

Benarkah India Menjadi Raja Beras di Dunia? Ternyata India Gunakan Strategi Soeharto

Benarkah India Menjadi Raja Beras Di Dunia? Ternyata India Gunakan Strategi Soeharto--

RADARMUKOMUKO.COM - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang baru pulang dari India mengungkapkan rahasia dibalik kesuksesan negara tersebut dalam mengembangkan pertaniannya.

Selama ini, India dikenal sebagai salah satu negara penghasil beras dan juga pengekspor terbesar di dunia.

"India 1,4 Miliar orang bisa surplus, lebih.

Saya tanya Kementerian Perdagangannya, semua pakai koperasi, gak konglomerasi, seluruh pertanian koperasi. Pupuk dia gak pakai pabrik pupuk kaya kita, tapi pupuk dibuat oleh koperasi-koperasi, tapi penelitian oleh pemerintah. Pupuk pakai pil segini bisa untuk 2 hektare dikasih air, diproduksi koperasi-koperasi," kata Zulhas dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (4/9/23).

BACA JUGA:Bisa Dari Rumah, Cara Ajukan Pinjaman Online (Pinjol) Via M-Banking BCA Plafon Rp 5.000 000 Hingga Rp 100 Juta

BACA JUGA:Dapat Modal & Inkubasi Bisnis, UMKM Pesta Rakyat Simpedes BRI Sukses Jadi Produsen Snack di Jawa Timur

Kebijakan itu demi mengamankan stok serta menghindari penioisan stok pangan didalam negeri, apalagi untuk ukuran India dengan jumlah penduduk yang mencapai miliaran orang.

Zulhas pun mengingat kebijakan itu seperti metode Indonesia dalam masa orde baru atau zaman Soeharto.

"Tapi kebijakan gak ada yang ambigu, pokonya petani disubsidi habis-habisan. Semua pupuk, bunga semua gak ada tawar, untuk dalam negeri (soal) makan mereka habis-habisan, kira-kira seperti orde baru irigasi pupuk. Kita kan pupuk diatur terlalu banyak, begitu sawah perlu pupuk petani pupuknya gak ada, kalau panen pupuknya ada. (Masalah) ini gak kelar-kelar," sebut Zulhas.

Bukan hanya India, negarq ASEAN lainnya seperti Vietnam juga menjadi negara yang surplus dalam pertanian, khususnya beras.

Salah satu kunci kesuksesannya ialah keseriusan pemerintah dalam mengembangkan pertanian.

"Di Vietnam tanah pertanian lebih tinggi dari Taman Nasional. Jadi pertanian gak boleh jadi perumahan, pabrik, kalau sudah sawah gak boleh diubah-ubah selamanya. Kita ada undang-undang tapi ya masih gitu aja. Kalau kita serius bisa," sebut Zulhas.

BACA JUGA:98,82 Persen Penduduk Mukomuko Tergabung Sebagai Peserta BPJS Kesehatan

BACA JUGA:Jangan di Skip! Ini 5 Tips Memilih Semangka yang Manis dan Segar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: