Wajar Indonesia Tidak Bisa Berbahasa Belanda, Nenek Moyang Tak Mau Kebiasaan Penjajah Diikuti Anak Cucunya
Wajar Indonesia Tidak Bisa Berbahasa Belanda, Nenek Moyang Tak Mau Kebiasaan Penjajah Diikuti Anak Cucunya--
Berbeda dengan bangsa Spanyol dan Portugis saat melakukan penaklukkan sebuah wilayah, mereka bukan saja ingin berdahang tapi menguasai menjadikan wilayah tersebut bagian dari negaranya.
Dengan demikian, otomatis mau tidak mau masyarakat asli daerah jajahannya juga harus ikut budaya dan cara bicara mereka.
Sementara pedagang Belanda awal masuk, bukannya mengajarkan bahasa Belanda, tapi mereka yang berupaya belajar bahasa warga setempat.
Faktor lain yang juga diperkirakan menjadi penyebabnya, sangat jarang orang Belanda yang menetap di Indonesia.
BACA JUGA:Angsuran Bulanan Hanya Rp 900 Ribuan, Ajukan KUR BSI Rp 50.000.000 Tanpa Bunga dan No Riba
BACA JUGA:Pinjol KUR BRI Bisa Cair Rp 100.000.000 Dengan Angsuran Rp 1 Jutaan, Cepat dan Lancar
Setelah perpindahan kekuasaan pada Jepang, kala itu Jepang melakukan tindakan keras terhadap orang Belanda, mereka banyak yang ditawan dan sebagian berhasil kabur ke negaranya.
Apalagi setelah kemerdekaan terjadi kekerasan terhadap orang eropa yang ber bau Belanda. Mau tidak mau mereka harus angkat kaki dan sebagian banyak yang dihabisi dalam tragedi masa bersiap.
Kehadiran Belanda setelah kemerdekaan dalam bentuk agresi, sudah minim berinteraksi, kebanyakan aksi peperangan atau konflik bersenjata.
Sementara Jepang selain masanya menjajah Indonesia singkat, Jepang juga sangat sadis dalam memberlakukan rakyat Indonesia sesuai sejarahnya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: