Tanam Paksa dan Pembatasan Budaya, Cara Jepang Menguras Sumber Daya dan Menghapus Identitas Indonesia

Tanam Paksa dan Pembatasan Budaya, Cara Jepang Menguras Sumber Daya dan Menghapus Identitas Indonesia

Tanam Paksa dan Pembatasan Budaya, Cara Jepang Menguras Sumber Daya dan Menghapus Identitas Indonesia--

RADARMUKOMUKO.COM - Indonesia adalah salah satu negara yang pernah dijajah oleh Jepang selama tiga setengah tahun, dari 1942 hingga 1945. 

Jepang datang ke Indonesia dengan mengatasnamakan diri sebagai "saudara tua" dan "pembebas" Asia dari penjajahan Barat. 

Namun, kenyataannya Jepang malah menindas dan mengeksploitasi rakyat Indonesia untuk kepentingan perangnya.

BACA JUGA:Kisah 'Jongos dan Babu' Masa Penjajahan Belanda, Manusia Rendah Menjadi Pesuruh Hingga Pelampiasan Nafsu

BACA JUGA:Harga Tiket Terjangkau, Penumpang Bandara Mukomuko Naik Drastis

Berikut adalah beberapa derita yang dialami Indonesia saat penjajahan Jepang:

Romusha

Romusha adalah sebutan bagi orang-orang di Indonesia yang diperintah untuk kerja paksa tanpa dibayar oleh Jepang.

Romusha dipaksa membangun berbagai sarana perang seperti jalan, jembatan, rel kereta api, bandara, dan benteng. Mereka juga dipekerjakan sampai ke luar negeri seperti Vietnam, Burma, Thailand, dan Malaysia.

Kondisi kerja romusha sangat buruk. Mereka harus bekerja sepanjang hari tanpa istirahat, makanan, pakaian, dan perawatan kesehatan yang layak.

Mereka juga sering mendapat perlakuan kasar dan kejam dari tentara Jepang. Banyak romusha yang meninggal karena kelelahan, kelaparan, penyakit, atau kekerasan.

Jugun Ianfu

Jugun Ianfu adalah sebutan bagi para perempuan yang dijadikan sebagai pemuas nafsu tentara Jepang. Mereka direkrut dengan paksa atau tipu daya dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka juga ada yang berasal dari Korea, Cina, Filipina, dan negara-negara lain yang diduduki Jepang.

Para jugun ianfu harus melayani puluhan hingga ratusan tentara Jepang setiap hari di rumah bordil militer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: