Kisah Strategi Perang Gerilya Letkol Soeharto, Rebut Yogyakarta Dunia International Gempar
Kisah Strategi Perang Gerilya Letkol Soeharto, Rebut Yogyakarta Dunia International Gempar--
RADARMUKOMUKO.COM - Indonesia memiliki sejarah panjang dalam perjuangan melawan penjajah.
Salah satu strategi perang yang paling ditakuti oleh penjajah adalah perang gerilya.
Perang gerilya adalah perang yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi, berpindah-pindah, dan penuh kecepatan.
Perang gerilya merupakan salah satu strategi perang dalam perjuangan para pejuang dalam rangka merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perang gerilya pertama kali dipimpin oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman saat Agresi Militer Belanda II pada 1948.
Kota Yogyakarta menjadi sasaran utama penyerangan yang dilakukan oleh Belanda. Pada waktu itu Yogyakarta menjadi ibu kota Indonesia setelah Jakarta dikuasai Belanda.
BACA JUGA:Kisah 6 Wanita Minangkabau dan Hari Polwan 1 September, Kaum Emak-Emak Tak Mau Diperiksa Polisi Pria
Belanda kembali masuk ke Indonesia terutama di Pulau Jawa pada 14 Desember 1948.Kedatangan Belanda untuk melumpuhkan dan menghancurkan semangat militer Indonesia.
Berbagai serangan dilakukan oleh pasukan Belanda. Di Yogyakarta dilancarkan di Pangkalan Udara Maguwo, kemudian berlanjut lewat serangan darat.
Pada 19 Desember 1948, Yogyakarta mampu dilumpuhkan dan dikuasai pasukan Belanda. Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta dan beberapa pejabat Indonesia ditangkap Belanda.
Namun, perlawanan tidak berhenti di situ. Jenderal Soedirman bersama para pejuang lainnya melarikan diri ke daerah pedesaan dan melakukan perlawanan dengan taktik perang gerilya.
Mereka menyerang pasukan Belanda dari berbagai arah dengan cara mendadak dan tidak terduga.
Mereka juga memanfaatkan medan dan kondisi alam yang sulit untuk mengelabui musuh. Perang gerilya ini berhasil mengganggu dan melemahkan pasukan Belanda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: