Kebun Binatang Manusia, Sejarah Kelam Rasisme Terhadap Warga Indonesia Hingga Afrika

Kebun Binatang Manusia, Sejarah Kelam Rasisme Terhadap Warga Indonesia Hingga Afrika

Kebun Binatang Manusia, Sejarah Kelam Rasisme Terhadap Warga Indonesia Hingga Afrika--

Ota Benga adalah salah seorang etnis Afrika yang pernah dijadikan objek pameran di Bronx Zoo.

Orang-orang berkulit hitam dipajang dan dipertontonkan sebagai orang-orang barbar dan dianggap lebih rendah dari orang kulit putih.

Sebuah utas yang diunggah di akun Twitter @potretlawas, (20/08/2020) menceritakan sejumlah orang-orang Indonesia dari berbagai daerah dikirim ke Amerika Serikat untuk dipamerkan di sana. 

Di mana wajah-wajah asal tanah nusantara dihadapkan di ratusan atau bahkan ribuan pasang mata kaum kolonialis Barat.

Ada enam orang dari total 125-an orang dari Jawa yang dibawa menuju ke Chicago untuk memeriahkan sebuah acara bertajuk World’s Columbian Exposition pada 1893 silam. 

Keenam orang yang ikut dalam rombongan tersebut disuruh untuk menari, menenun, menabuh gamelan, hingga mengolah minuman seperti teh dan kopi. 

Mereka inilah yang dipertontonkan sebagai bagian dari human zoo atau ‘kebun binatang manusia’.

Praktik human zoo tak hanya menimpa orang-orang Indonesia, tapi juga masyarakat kulit hitam yang dibawa dari beberapa negara di benua Afrika.

BACA JUGA:Aksi Balas Dendam Rakyat Setelah Merdeka, 'Masa Bersiap' Memburu Habis Sisa Tentara Belanda dan Keturunannya

BACA JUGA:Saat Kondisi Berbalik, Seluruh Orang Belanda Ditangkap dan Wanita Muda Harus Layani Tentara Jepang

Salah satunya dilakukan oleh Belgia terhadap tanah jajahan mereka. Di mana Raja Leopold II telah mengimpor sebanyak 267 orang asal Kongo ke ibu kota Brussels, untuk dipamerkan di sekitar istana kolonialnya, Tervuren, yang terletak di sebelah timur Brussel.

Konsep human zoo pertama kali digagas oleh kaisar dari Aztec. Pada waktu itu, orang-orang Amerika dan negara-negara Eropa memang memiliki kecenderungan memamerkan musuh yang telah dikalahkan di depan publik dengan tujuan mempermalukan musuh. 

Tetapi, Montezuma lebih tertarik pada anomali genetik dan orang yang memiliki keunikan, menurut penjelasan buku Social Psychology and Human Nature. 

Biasanya, Montezuma menampung albino, orang kifosus, hingga orang-orang kerdil di kebun binatangnya bersama dengan berbagai hewan.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: