Alasan Warga Indonesia Tidak Bisa Bahasa Penjajah Belanda, Beda dengan Malaysia dan Singapura

Alasan Warga Indonesia Tidak Bisa Bahasa Penjajah Belanda, Beda dengan Malaysia dan Singapura

Alasan Warga Indonesia Tidak Bisa Bahasa Penjajah Belanda, Beda dengan Malaysia dan Singapura--

BACA JUGA:Suku Paloh, Penghuni Kerajaan Gaib Hutan Kalimantan Hingga Ikut Mengusir Penjajah

Saat bicara dengan anak-anak dan keluarga, warga murni membawa bahasa suku atau melayu akar bahasa Indonesia. Sehingga kosa kata bahasa Belanda maupun Jepang yang diketahui orang tua saat itu, tidak diajarkan atau diwariskan pada anak cucunya.

Berbeda dengan bangsa Spanyol dan Portugis saat melakukan penaklukkan sebuah wilayah, mereka bukan saja ingin berdahang tapi menguasai menjadikan wilayah tersebut bagian dari negaranya.

Dengan demikian, otomatis mau tidak mau masyarakat asli daerah jajahannya juga harus ikut budaya dan cara bicara mereka.

Sementara pedagang Belanda awal masuk, bukannya mengajarkan bahasa Belanda, tapi mereka yang berupaya belajar bahasa warga setempat.

Faktor lain yang juga diperkirakan menjadi penyebabnya, sangat jarang orang Belanda yang menetap di Indonesia.

BACA JUGA:Kakak Beradik Dari Belanda Datang Ke Indonesia Untuk Melawah Penjajah Demi Kemerdekaan RI

BACA JUGA:Korban Penjajahan Belanda, Suku Polahi Terasing Hingga Sekarang, Boleh Kawin Dalam Keluarga

Setelah perpindahan kekuasaan pada Jepang, kala itu Jepang melakukan tindakan keras terhadap orang Belanda, mereka banyak yang ditawan dan sebagian berhasil kabur ke negaranya. 

Apalagi setelah kemerdekaan terjadi kekerasan terhadap orang eropa yang ber bau Belanda. Mau tidak mau mereka harus angkat kaki dan sebagian banyak yang dihabisi dalam tragedi masa bersiap.

Kehadiran Belanda setelah kemerdekaan dalam bentuk agresi, sudah minim berinteraksi, kebanyakan aksi peperangan atau konflik bersenjata.

Sementara Jepang selain masanya menjajah Indonesia singkat, Jepang juga sangat sadis dalam memberlakukan rakyat Indonesia sesuai sejarahnya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: