Pasukan Belanda dan Jepang Rela Menjadi Buronan Hingga Gugur Dalam Perang Karena Berpihak Pada Indonesia

Pasukan Belanda dan Jepang Rela Menjadi Buronan Hingga Gugur Dalam Perang Karena Berpihak Pada Indonesia

Shigeru Ono, Tentara Jepang Terakhir Yang Ikut membela Kemerdekaan Indonesia--

Namu usahanya bangkrut  hingga menjadikannya sebagai gelandangan di kota Medan. Menurut TWH, terakhir Sattar menjadi seorang petinju profesional. Orang-orang Medan tahun 1950-an mengenalnya dalam nama populer: Young Sattar.

Warner dan Losche

Juga ada orang Jerman terlibat dalam kecamuk Perang Kemerdekaan di Indonesia. Menurut sejarawan Jerman Herwig Zahorka, mereka yang pada awalnya memang ditugaskan di Indonesia pada era militer Jepang berkuasa (1942-1945) pada saat Perang Dunia II berakhir, diwajibkan untuk menyerahkan diri kepada pihak Sekutu.

Tersebutlah Warner dan Losche. Mereka berdua adalah anggota Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine) yang pada 1945 ditawan tentara Inggris di Jakarta lalu “dibuang” ke Pulau Onrust, Kepulauan Seribu. 

Selanjutnya militer Belanda menangani mereka sebelum diberangkatkan ke Eropa.

BACA JUGA:Princess Mulan Indonesia, Pendekar Wanita Melawan Belanda Yang Akhirnya Hidup Menyedihkan

Di Onrust, para tawanan perang ini mendapat perlakuan yang sangat buruk dari Belanda. Begitu buruknya, sehingga banyak orang-orang Jerman yang mati dimakan penyakit demam berdarah, malaria dan kelaparan. Sebagian yang masih hidup, bertahan dalam penderitaan. 

Banyak dari mereka yang coba melarikan diri dari "neraka" di Kepulauan Seribu itu. Ada yang berhasil dan ada pula yang gagal dan ditembak mati seperti seorang prajurit AL Jerman bernama Freitag.

Menurut Zahorka, Werner dan Losche yang merupakan eks awak Kapal Selam U-219, berhasil lolos dari neraka Onrust. Begitu sampai di daratan Jakarta, mereka bergabung dengan para gerilyawan Indonesia dan menurut Ken Conboy dalam Intel, Warner dan Losche kemudian oleh Kolonel Zulkifli Lubis ditempatkan di Ambarawa selaku instruktur militer untuk pelatihan intelijen Republik Indonesia.

“Salah seorang dari mereka yakni Losche bahkan gugur akibat kecelakaan saat merakit sejenis alat pelontar api,” ungkap Zahorka.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: