Hartini Istri Soekarno Yang Paling Setia Hingga Napas Terakhir Sang Proklamator
Ir Soekarno bersama istrinya Hartini menikmati kebersamaan mereka--
BACA JUGA:Sejarah Teks Proklamasi Kemerdekaan RI 1945, Naskah Asli Ditulis Tangan Soekarno Sempat Dibuang
Setelah Soeharto dilantik menjadi presiden pada Maret 1967, Bung Karno menetap di paviliun Istana Bogor ditemani Hartini. Keadaan berubah drastis saat Soeharto memerintahkan semua anak Bung Karno keluar dari Istana Negara.
Bung Karno pun mendapat perlakuan yang sama. Pada Desember 1967, ia diminta untuk keluar dari paviliun Istana Bogor. Bersama Hartini, Bung Karno pindah ke sebuah rumah di daerah Batu Tulis, Bogor.
Sebelumnya pada Juli 1967, tim dokter kepresidenan yang diketuai Prof Siwabessy dengan anggota dr Soeharto, dr Tang Sin Him, dan Kapten CPM dr Soerojo yang paham rekam medis Bung Karno dibubarkan.
Kondisi kesehatan Bung Karno memburuk. Atas permintaan Bung Karno, Hartini mengirim surat kepada Presiden Soeharto dan memohon suaminya diizinkan pindah ke Jakarta agar dapat perawatan yang layak.
Saat itu, ginjal kiri Bung Karno sudah tak berfungsi sama sekali, dan fungsi ginjal kanan tinggal 25 persen.
Berbulan-bulan surat tersebut tak ada tanggapan. Hartini kembali mengirim surat kedua dan meminta Rachmawati untuk mengantarkan surat itu langsung ke Presiden Soeharto di Cendana.
Pada Februari 1969, Bung Karno dipindahkan ke Wisma Yaso (kini Museum Satria Mandala). Kondisi Bung Karno semakin renta. Namun, Hartini tetap merawat Bung Karno dan mereka tinggal di Wisma Yaso hingga 1970.
BACA JUGA:4 Wanita Belanda Yang Mendukung Kemerdekaan Indonesia, Disambut Soekarno
Walaupun kodisinya menurun, Bung Karno menolak dibawa ke RSPAD. Namun, setelah dibujuk oleh Hartini, Bung Karno luluh.
Putra Sang Fajar itu pun dirawat selama beberapa hari di RSPAD. Bung Karno pun mengembuskan napas terakhirnya pada 21 Juli 1970 di usia 69 tahun sekitar pukul 07.00 WIB. Saat meninggal, ia tetap ditemani oleh Hartini yang setia mendampingi.
Sejarah mencatat, Hartini telah mengisi paruh kehidupan Soekarno. Dia lambang perempuan Jawa yang setia, nrimo, dan penuh bekti terhadap guru laki.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: