8 Suku Manusia Bertubuh Pendek di Indonesia dan Dunia

8 Suku Manusia Bertubuh Pendek di Indonesia dan Dunia

Penduduk Suku Mbuti rata-rata memiliki tubuh yang pendek --

Setelah diinterogasi, mereka mengatakan bahwa berasal dari suku Mbuti.

Suku Aka

Hampir seperti Mbuti, orang-orang dari suku Aka atau Bayaka ini juga mendiami daerah di Kongo, Afrika, hanya saja lebih ke tengah dan jaraknya dengan orang-orang Mbuti terpaut puluhan kilometer. 

BACA JUGA:Cara Suku Himba Mulyakan Tamu Kebablasan, Suami Rela Tidur di Luar, Tamu Bobok di Kamar Bersama Istri

Walaupun begitu, suku Aka juga terkenal sebagai suku cebol yang memiliki ukuran tubuh pendek dari manusia normal.

Perbedaan mendasar dengan suku Mbuti, suku Aka sedikit lebih maju peradabannya dan sudah mengenal modernisasi, tentu saja pakaian, walaupun tidak semua orang memilikinya. 

Pada tahun 2003, UNESCO menetapkan suku Aka sebagai warisan kebudayaan dunia.

Djabugay

Djabugay adalah penduduk asli Australia yang sedikit berbeda dengan Aborigin. Perbedaannya terletak pada bentuk fisik orang-orang Djabugay lebih pendek dan hidup di daerah pegunungan dan hutan yang lebat, termasuk di Barron Gorge dan sekitar hutan hujan Queensland.

BACA JUGA:Fakta Suku Himba, Wanita Tak Pernah Mandi dan Kosmetik dari Tanah Liat

Kabarnya, orang-orang Djabugay sudah berkurang jauh populasinya karena penyakit dan juga hilangnya habitat asli mereka. 

Diperkirakan, suku Djabugay ini berasal dari daratan Papua sebelum Australia dan Papua terpisah oleh laut.

Taron

Taron atau Trone adalah suku cebol yang mendiami wilayah utara Kachin, Myanmar. Populasi suku Taron sampai sekarang sangat menurun drastis dibandingkan dengan beberapa dekade lalu. Bahkan diperkirakan dalam beberapa tahun lagi, suku Taron akan menghilang atau punah dari muka bumi.

Ukuran tubuhnya sangat kecil, yaitu hanya sekitar 129,5 cm saja secara rata-rata yang mana akhirnya oleh UNESCO ditetapkan sebagai “Asian Pygmies.” Menurut sebuah penelitian, suku Taron ini adalah pecahan dari suku Derung yang mendiami wilayah antara Tibet dan Myanmar pada tahun 1880-an.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: