Abdul Moeis Pahlawan Nasional Pertama, Politikus dan Wartawan Asal Minangkabau
Abdul Moeis Pahlawan Nasional Pertama, Politikus dan Wartawan Asal Minangkabau--
RADARMUKOMUKO.COM - Orang pertama yang diangkat sebagai pahlawan nasional, ternyata adalah putra Minangkabau yang lahir 3 Juni 1883 di Sungai Puar, Sumatera Barat. Namanya Abdul Moeis, seorang sastrawan, politikus, dan wartawan Indonesia. Ia juga merupakan pengurus besar Sarekat Islam dan pernah menjadi anggota Volksraad mewakili organisasi tersebut.
Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 218 Tahun 1959, Presiden Soekarno menetapkan Abdul Moeis sebagai orang Indonesia pertama yang dikukuhkan menjadi pahlawan nasional Indonesia.
BACA JUGA:9 Pahlawan Dikenal Sakti Ditakuti Belanda, Kebal Peluru Hingga Bisa Menghilang
Abdul Muis sebagai seorang jurnalis kerap mengirimkan tulisan-tulisannya ke harian De Exress sebagai balasan atas penghinaan yang ditulis Belanda terhadap rakyat Indonesia.
Melansir dari Wikipedia, Abdoel Moeis adalah seorang Minangkabau, putra dari Soelaiman Dt Toemanggoeng dan Siti Djariah.
Selesai dari ELS, Abdoel Moeis melanjutkan pendidikannya ke Stovia (sekolah kedokteran, sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia), Jakarta. Namun karena sakit, ia tidak menyelesaikan pendidikannya di sana.
Abdoel Moeis memulai kariernya sebagai klerk di Departemen Onderwijs en Eredienst atas bantuan Mr. Abendanon yang saat itu menjabat sebagai Direktur Pendidikan. Namun pengangkatannya itu tidak disukai oleh karyawan Belanda lainnya.
BACA JUGA:5 Pahlawan Wanita Dari Aceh Yang Ditakuti Kaum Penjajah Bangsa
Karirnya sebagai wartawan dimulai pada tahun 1905, sebagai anggota dewan redaksi majalah Bintang Hindia. Setelah itu juga menjadi wartawan pada surat kabar Belanda Preanger Bode.
Pada tahun 1913 ia bergabung dengan Sarekat Islam, dan menjadi Pemimpin Redaksi Harian Kaoem Moeda. Koran Kaoem Moeda merupakan koran pertama yang mengenalkan rubrik "Pojok" sejak tahun 1913-an.
Pada tahun 1918, Abdoel Moeis ditunjuk sebagai anggota Volksraad mewakili Central Sarekat Islam.
Selain berpidato ia juga berjuang melalui berbagai media cetak. Dalam tulisannya pada harian berbahasa Belanda De Express, Abdoel Moeis mengecam tulisan orang-orang kolonialis Belanda.
BACA JUGA:Kisah Perlawanan Cut Meutia Pahlawan Cantik dan Anggun dari Aceh
Bulan Juni 1919, seorang pengawas Belanda di Toli-Toli, Sulawesi Utara dibunuh setelah ia berpidato di sana. Abdoel Moeis dituduh telah menghasut rakyat untuk menolak kerja rodi, sehingga terjadi pembunuhan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: