Perlawanan Pattimura Menumpas Penjajah Belanda, Berakhir Karena Penghianatan
Perlawanan Pattimura Menumpas Penjajah Belanda, Berakhir Karena Penghianatan--
BACA JUGA:Sejarah Perang Kemang atau Belasting, Perlawanan Rakyat Sumatera Barat
Tidak berselang lama pada tanggal 20 Mei 1817, Belanda mengirimkan pasukan dengan persenjataan lengkap untuk malakukan pembalasan.
Pasukan penjajah dengan pimpinan Mayor Beetjess akhirnya melakukan Pertempuran besar-besaran di daerah Saparua.
Perlawanan yang rakyat berikan juga sangat besar hingga membuat pasukan penjajah itu kewalahan dan mengalami kekalahan.
Mayor Beetjess sebagai pemimpinnya mati tertembak dan pasukan Pattimura menumpas habis serdadu-serdadu yang tersisa di sana.
BACA JUGA:7 Pahlawan Wanita Indonesia Yang Angkat Senjata di Medan Perang
Sejarah perang Pattimura masih berlanjut dengan semangat yang semakin berkobar dan perlawanan yang semakin besar.
Sampai pada akhirnya Nedderland meminta bantuan tambahan pasukan dari Ambon untuk membendung serangan rakyat Maluku.
Tentara bantuan Ambon tersebut berada di bawah pimpinan Kapten Lisnet & Mayer, mereka berhasil sampai pada November 1817.
Pada bulan itu juga tentara dari Ambon tersebut melakukan serangan balik terhadap pertahanan inti Pasukan Pattimura dan Benteng Duurstede.
BACA JUGA:Sejarah Konflik Bersenjata Indonesia dengan Malaysia, Menyebabkan Perang Dingin di Asia
Karena terdesak, akhirnya Benteng Duurstede kembali jatuh beserta banyak daerah-daerah lainnya ikut jatuh dalam waktu yang tidak lama.
Kekalahan rakyat Maluku tidak semata-mata berawal dari datangnya tentara tambahan yang berasal dari Ambon.
Salah satu penyebab paling utama adalah adanya pengkhianatan dari tubuh sendiri, seperti terdapat pada buku Pattimura-Pattimura Muda Bangkit Memenuhi Tuntutan Sejarah.
Dalam buku karya David Mattulessy (1979) tersebut disebutkan kalau Belanda melakukan politik pecah-belah atau bernama Devie et Impera dan seperti mengakhiri sejarah perang pattimura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: