Jika Seorang Ayah Gagal Dalam Tradisi Lompat Kerbau Bayinya akan Dibuang, Termasuk Anak Cacat

Jika Seorang Ayah Gagal Dalam Tradisi Lompat Kerbau Bayinya akan Dibuang, Termasuk Anak Cacat

Tradisi Mingi Suku Karo dan Hamar-Radar Mumuko-istimewa radar mukomuko

BACA JUGA:6 Polwan Pertama Indonesia Ternyata dari Minangkabau, Berikut Sejarahnya

Intinya, jika ketua adat sudah mengatakan seorang bayi sebagai Mingi, maka anak tersebut harus segera dibunuh. 

Sadisnya lagi, bayi itu tersebut dihabisi dengan cara yang amat kejam. Biasanya mereka membuang bayi ke sungai yang penuh buaya. 

Namun ada pula yang meninggalkan nyawa polos tersebut di rawa-rawa, dan membiarkannya kelaparan hingga meninggal atau dimakan binatang buas.

Walau pemerintah Ethiopia sudah melarang tradisi Mingi, masih banyak suku-suku di Ethiopia yang tetap melakukan praktik tersebut. 

Karen itulah lembaga-lembaga sosial dan panti asuhan di Ethiopia bersedia menampung bayi-bayi yang dianggap Mingi untuk dibesarkan.

BACA JUGA:Tradisi Unik Pernikahan di Skotlandia Diteriaki, Pengantin Dilumuri Bau Busuk dan Menjijikan

Bayi-bayi yang tidak diharapkan oleh desa tersebut akan ditampung dan dibesarkan oleh negara. Para penduduk kampung pun mendukung adanya program tersebut.

 Warga rela berpisah jauh dari anaknya, asal mereka bisa bertahan hidup seperti anak lainnya. Daripada harus melihat anaknya mati di tangan tradisi yang tak bisa ditentang.

Itulah tradisi Mingi, salah satu kebiasaan mengerikan dari orang-orang yang tinggal di pedalaman terpencil Ethiopia. Mengetahui kejinya tradisi di sana, patutlah kita selalu bersyukur bisa tinggal di lingkungan yang lebih manusiawi.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: