Peran Penting Pers atau Wartawan Dalam Kemerdekaan Bangsa, Menumbuhkan Semangat Perjuangan

Peran Penting Pers atau Wartawan Dalam Kemerdekaan Bangsa, Menumbuhkan Semangat Perjuangan

Peran Penting Pers atau Wartawan Dalam Kemerdekaan Bangsa, Menumbuhkan Semangat Perjuangan-Dok -

RADARMUKOMUKO.COM - Kemerdekaan Indonesia direbut dengan susah payah, bukan hadiah dari penjajah. Tidak sedikit pengorbanan rakyat Indonesia, baik harta, darah maupun nyawa demi mengusir penjajah. 

Perlawanan dilakukan di seluruh pulau dan daerah oleh semua lapisan masyarakat, mulai dari tentara, petani, nelayan, buruh, santri, ulama dan tokoh agama lainnya. Juga yang tidak boleh dilupakan oleh bangsa ini adalah peran penting dari pers atau wartawan penulis atau penyiar berita.

Sejarah Indonesia mencatat peran serta Pers mencapai Indonesia merdeka, wartawan Indonesia juga tercatat sebagai patriot bangsa bersama para perintis pergerakan di berbagai pelosok tanah air yang berjuang untuk menghapus penjajahan di Indonesia.

BACA JUGA:Sejarah Perang Kemang atau Belasting, Perlawanan Rakyat Sumatera Barat

Melansir dari berbagai sumber, seperti kalteng.go.id, di masa pergerakan era perjuangan, wartawan menyandang dua peran sekaligus. Pertama sebagai aktivis pers yang melaksanakan tugas-tugas pemberitaan dan penerangan guna membangkitkan kesadaran nasional.

Selanjutnya peran sebagai aktivis politik yang melibatkan diri secara langsung dalam kegiatan membangun perlawanan rakyat terhadap penjajahan, tujuan tunggal dari kedua peran tersebut yaitu mewujudkan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia.

Aspirasi perjuangan wartawan dan pers Indonesia memperoleh wadah dan wahana yang berlingkup nasional sejak tanggal 9 Februari tahun 1946 dengan terbentuknya sebuah organisasi yang disebut Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Dalam sejarahnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diumumkan oleh Sukarno-Hatta dari rumah Pegangsaan Timur 56, Jakarta, tanggal 17 Agustus 1945. 

BACA JUGA:Hadapi Perlawanan Rakyat Lampung, Kalah Perang, Belanda Lakukan Cara Licik

Sejak tiga hari sebelumnya, pihak Sekutu (pasukan Inggris, Amerika, Australia dan Belanda) telah menyiapkan diri untuk memasuki wilayah Indonesia dengan tujuan melucuti militer Jepang dan langsung memulihkan kekuasaan pemerintahan kolonial Belanda. 

Guna melincinkan jalan bagi kembalinya pemerintah jajahan, Sekutu lebih dulu memerintahkan pasukan Jepang untuk mempertahankan status quo, dengan kata lain juga menolak proklamasi kemerdekaan Indonesia dan berdirinya Republik Indonesia. 

Akibat dari keputusan Sekutu tersebut, terjadilah sebuah bentrokan fisik besar dan kecil antara Jepang dan rakyat Indonesia di berbagai tempat.

Berdasarkan latar belakang inilah, tugas wartawan nasional adalah turut serta berjuang mempertahankan Proklamasi Indonesia. 

Menyusul deklarasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, wartawan-wartawan pergerakan yang tetap berkerja di pers semasa pendudukan militer Jepang segera melancarkan kegiatan pemberitaan dan penerangan mendukung Proklamasi. Mereka mengambil alih surat kabar-surat kabar dan percetakan-percetakan yang dikuasai oleh Jepang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: