Peran Penting Pers atau Wartawan Dalam Kemerdekaan Bangsa, Menumbuhkan Semangat Perjuangan

Peran Penting Pers atau Wartawan Dalam Kemerdekaan Bangsa, Menumbuhkan Semangat Perjuangan

Peran Penting Pers atau Wartawan Dalam Kemerdekaan Bangsa, Menumbuhkan Semangat Perjuangan-Dok -

BACA JUGA:Sejarah Perang Padri, Puncak Revolusi Islam Minangkabau

Lewat pemberitaan dan informasi kemerdekaan, wartawan berjuang membangkitkan semangat kebangsaan rakyat untuk bersatu berjuang untuk bangsa dan kemerdekaan.

Surat kabar Indonesia pertama yang terbit di Jakarta adalah Berita Indonesia. Dalam susunan redaksinya tercantum Suraedi Tahsin, Sidi Mohammad Sjaaf, Rusli Amran, Suardi Tasrif dan Anas Ma’ruf. 

Surat kabar berikutnya adalah harian Merdeka, yang dipimpin B.M. Diah (menteri penerangan 1966), dan Rakjat di bawah pimpinan Sjamsuddin Sutan Makmur (menteri penerangan 1955) dan Rinto Alwi. 

BACA JUGA:7 Pahlawan Wanita Indonesia Yang Angkat Senjata di Medan Perang

Di Aceh, Ali Hasjmy, Abdullah Arif dan Amelz juga menerbitkan surat kabar Semangat Merdeka (18 Oktober 1945). Di Medan, Pewarta Deli terbit kembali, yang dipimpin Mohammad Said dan Amarullah Ombak Lubis. 

Ini terjadi bulan September 1945. Kemudian Mimbar Oemoem dengan redaktur Abdul Wahab Siregar, Mohammad Saleh Umar dan M. Yunan Nasution.

Di Medan juga terbit Sinar Deli, Buruh dan Islam Berdjuang. Di Padang terbit Pedoman Kita di bawah Jusuf Djawab dan Decha, serta Kedualatan Rakjat pimpinan Adinegoro dengan dibantu Anwar Luthan, T. Sjahril, Zuwir Djamal, Zubir Salam, Sjamsuddin Lubis, Darwis Abbas, Maisir Thaib, dan lain-lain. Di Palembang terbit Soematra Baroe dipimpin Nungcik Ar.

BACA JUGA:Perang Sisingamangaraja, Perlawanan Masyarakat Batak Terhadap Belanda

Di Bandung terbit surat kabar Tjahaja, namun berganti nama men jadi Soeara Merdeka dengan susunan redaksi terdiri dari Burhanuddin Ananda, Ruhdi Partaatmadja, Djamal Ali, Ace Bastaman, Hiswara Dharmaputra, Mohammad Kurdi dan Pitojo Darmosugito.

Di Yogyakarta terbit Kedaulatan Rakjat dengan tim redaktur Bramono, Sumantoro, Samawi dan M. Madikin Wonohito, serta surat kabar Nasional yang dipimpin Sumanang (menteri perekonomian 1952), dibantu Moh. Supardi dan Mashud Harjakusuma. Di Surakarta terbit Merah Poetih, Lasjkar dan Banteng.

BACA JUGA:4 Wanita Belanda Yang Mendukung Kemerdekaan Indonesia, Disambut Soekarno

Di Surabaya terbit Soeara Asia dengan pimpinan redaksi terdiri R. Tukul Surohadinoto dan R.M. Abdul Azis. Harian Soeara Asia, seperti halnya Tjahaja Bandung, menyiarkan berita Proklamasi dalam edisi 18 Agustus 1945. 

Kantor berita Domei cabang Surabaya diambil alih menjadi Berita Indonesia pada 1 September 1945 dengan tim redaktur terdiri R.M. Bintarti, Bung Tomo (menteri negara 1955), Wiwiek Hidajat, Mashud Sosrojudho dan lain-lain. Atas prakarsa Abdul Azis dan Suleiman Hadi, Soeara Asia berganti nama menjadi Soeara Rakjat.

Di Ujung Pandang, waktu itu masih bernama Makassar, terbit harian Soeara Indonesia di bawah Manai Sophiaan. Di Manado terbit Menara (Desember 1945) atas prakarsa G.E. Dauhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: