Sejarah Perlawanan Terhadap Jepang, Jalan Menuju Kemerdekaan Indonesia

Sejarah Perlawanan Terhadap Jepang, Jalan Menuju Kemerdekaan Indonesia

Sejarah Perlawanan Terhadap Jepang, Jalan Menuju Kemerdekaan Indonesia--

BACA JUGA:Perang Puputan Margarana, Pertempuran Sampai Titik Darah Terakhir Melawan Belanda

Selain itu, Jepang juga memaksakan penerapan seikerei, yaitu suatu bentuk penghormatan dengan membungkuk 90 derajat kepada Amaterasu Omikami atau Dewa Matahari yang merupakan Kaisar Jepang. 

Hal ini bertentangan dengan kepercayaan rakyat yang memeluk agama Muslim, dimana membungkuk 90 derajat merupakan bagian dari ibadah kepada Allah, sedangkan seikerei diarahkan kepada manusia.

Namun, perlawanan ini akhirnya gagal. K.H. Zainal Mustafa di tangkap pada Oktober 1944 dan dijatuhi hukuman mati oleh Jepang.

Perlawanan Rakyat Blitar

Nama Komandan Supriyadi yang merupakan komandan organisasi PETA yang melakukan perlawanan terhadap Jepang. Komandan Supriyadi udah tidak bisa lagi mentolerir perlakuan Jepang terhadap rakyat Indonesia dalam romusha, ternyata Jepang selama ini juga memperlakukan rakyat Indonesia yang tergabung dalam PETA dan Heiho seperti orang-orang yang direndahkan.

BACA JUGA:Hadapi Perlawanan Rakyat Lampung, Kalah Perang, Belanda Lakukan Cara Licik

Belum lagi adanya setoran padi yang tidak masuk akal dan tidak adil. 

Saat Jepang mengetahui adanya upaya pemberontakan ini, mereka langsung mengirimkan pasukan militer untuk mengatasinya. Alhasil, puluhan prajurit PETA ditangkap dan beberapa orang dihukum mati. Tapi, nasib Komandan Supriyadi tidak ada ada yang tahu, ia menghilang secara misterius.

Perlawanan Rakyat Bali

Ternyata, perlawanan juga nampak dari rakyat Bali. Mengapa pemuda Bali melakukan perlawanan terhadap Jepang juga hampir sama dengan perlawanan yang lain. 

BACA JUGA:9 Perang Besar Bangsa Indonesia Melawan Penjajah, Nomor 8 Pasti Ingat

Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Jepang ketika menduduki Bali membuat rakyat merasa terpaksa dan terkekang.

Harus bisa berbahasa Jepang, harus melakukan setoran kekayaan untuk keperluan perang Jepang, hingga dilarang membuat organisasi pergerakan. Rakyat mulai merasa tertekan, apalagi waktu Jepang mulai terdesak lagi oleh Sekutu.

Akhirnya gerakan anti Jepang dan anti fasis mulai muncul, namun rakyat Bali tidak menunjukkannya secara terang-terangan. Mereka melakukan perlawanan dan pergerakan dengan berhati-hati. Namun sayangnya, perlawanan ini pun gagal dan senjata rakyat Bali dilucuti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: