Menjadi Destinasi Wisata Unggulan, Ini Asal Usul Kebun Teh Kerinci

Menjadi Destinasi Wisata Unggulan, Ini Asal Usul Kebun Teh Kerinci

Menjadi Destinasi Wisata Unggulan, Ini Asal Usul Kebun Teh Kerinci--

RADARMUKOMUKO.COM - Kebun teh yang ada di Kayo Aro Kerinci, menjadi tujuan wisata ternama di pulau sumatera, terutama bagi warga Jambi, Bengkulu, Sumbar, Pekan Baru dan provinsi lainnya. 

Dipastikan setiap musim libur, kunjungan ke Kerinci meningkat tajam, bahkan tak jarang turis mancanegara yang juga datang berwisata ke sana.

BACA JUGA:Pulau Kanawa, Pulau dengan Keindahan Air Laut Sebening Kristal dan Bintang Laut yang Indah

Kebun teh Kayu Aro sangat layak dikunjungi, karena memiliki pemandangan yang sangat indah dengan berlatar megahnya Gunung Kerinci.

Apalagi bagi warga yang tinggal di wilayah pesisir, yang bisa melihat laut dan udara sedikit panas, maka berwisata ke kebun teh menjadi suasana berbeda. Hamparan pohon teh dan udara yang bersih dapat memberikan ketenangan jiwa.

Namun tahu kah kamu asal usul dari kebun teh Kayu Aro Kerinci tersebut?

Ternyata perkebunan Teh Kayu Aro yang memiliki luas sekitar 2,500 hektar dan berada di ketinggian 1.600 meter tersebut adalah peninggalan dari penjajah Belanda.

Perkebunan ini didirikan oleh Perusahaan Belanda bernama Namlodee Venotchaat Handle Verininging Amsterdam sejak 1925. 

Tahun 1959, melalui PP No 19 Tahun 1959 perkebunan ini diambil alih Pemerintah Republik Indonesia pengawasan dan pengelolaannya dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara VI (PTPN VI). 

BACA JUGA:Menilik Pulau Satonda, Pulau yang Memiliki Danau di Tengah Pulau di Sumbawa NTB yang Menyimpan Banyak Misteri

PTPN VI hingga kini yang melakukan perawatan, pemeliharaan tanaman, pemetikan pucuk teh, pengolahan di pabrik, sampai pengemasan dan pengeksporan ke berbagai negara.

Setiap tahun, Perkebunan Teh Kayu Aro dapat menghasilkan rata-rata 5.500 ton teh hitam. Teh artodox grade satu (teh unggulan) ini diekspor ke Eropa, Rusia, Timur Tengah, Amerika Serikat, Asia Tengah, Pakistan, dan Asia Tenggara.

Dalam sejarahnya, Belanda yang ingin masuk ke Kerinci mendapat perlawanan sengit dari para hulubalang dan segenap pejuang dan rakyat alam Kerinci tahun 1902-1906. 

Para pejuang yang dipimpin Panglima Perang Depati Parbo dari Lolo wilayah Gunung Raya, H.Ismail. Bilal Sengak panglima perang Pulau tengah, dengan gagah berani bertempur menghadapi serdadu Belanda. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: