Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia, Perang Dua Negara Serumpun Yang Tak Terpisahkan

Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia, Perang Dua Negara Serumpun Yang Tak Terpisahkan

Sejarah Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia-Radar Mumuko-net, istimewa radar mukomuko

BACA JUGA:Ketika Kapal Tetanic Akan Tenggelam Kapal SS California Jarak Hanya 10 Km Tapi Tidak Menolong

Malaysia mendapat dukungan militer langsung dari Britania Raya, Australia, dan Selandia Baru. 

Indonesia mendapat dukungan tidak langsung dari Uni Soviet dan Tiongkok, sehingga menjadikannya salah satu bagian Perang Dingin di Asia. 

Intensitas konflik mulai mereda menyusul kudeta Oktober 1965 dan jatuhnya kekuasaan Soekarno kepada Jenderal Soeharto. 

Negosiasi perdamaian yang serius antara Indonesia dan Malaysia dimulai pada Mei 1966, dan kesepakatan damai terakhir ditandatangani pada 11 Agustus 1966 dengan Indonesia secara resmi mengakui Malaysia.

Sejarah awal Konfrontasi Indonesia dan Malaysia, sejak pertengahan abad ke-18, tanah Malaya dikuasai Inggris. Pada 8 Februari 1956, Inggris memutuskan memberi kemerdekaan pada Malaysia. 

Pada tahun 1961, ada rencana pembentukan Negara Federasi Malaysia. Malaysia rencananya terbentuk dari Persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Sarawak, Brunei, dan Sabah.

BACA JUGA:Walau Mengaku Muslim, Wanita Suku Tuareg Bisa Berzina

Namun rencana ini ditentang oleh Soekarno. Soekarno menganggap pembentukan Negara Federasi Malaysia adalah proyek neokolonialisme Inggris. Soekarno khawatir kawasan Malaya akan jadi pangkalan militer Barat di Asia Tenggara. 

Menurut Soekarno, hal itu bisa mengganggu stabilitas di kawasan Asia Tenggara. Selain Indonesia, Filipina juga tak setuju dengan berdirinya Negara Federasi Malaysia. 

Filipina mengklaim Sabah yang akan menjadi bagian dari negara federasi itu dimiliki Kesultanan Sulu yang disewakan kepada Inggris. Akibatnya, Indonesia dan Filipina berada di posisi yang berseberangan dengan Malaysia dan Inggris.

Indonesia menjajaki upaya diplomasi untuk menyelesaikan masalah Presiden Soekarno bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Tuanku Abdul Rahman di Tokyo, Jepang.

Pertemuan itu ditindaklanjuti lewat Konferensi Tingkat Menteri Luar Negeri di Manila, Filipina pada 7-11 Juni 1963. 

Menlu Indonesia, Malaysia, dan Filipina telah mencapai kesepakatan soal pembentukan Negera Federasi Malaysia. Ketegangan pun mereda.

BACA JUGA:Suku Yali Papu, Memiliki Tubuh Pendek Hingga Menyembah Ular

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: