5 Suku Asli Bangka Belitung, Salah Satunya Pernah Bikin Belanda Kewalahan

RADARMUKOMUKO.COM - Bangka Belitung terletak di bagian timur Pulau Sumatra, dekat dengan Provinsi Sumatra Selatan. 

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tidak hanya pulau bangka dan belitung saja tetpai juga ada ratusan pulau-pulau kecil di sekitarnya di mana total pulau yang telah bernama berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau.

BACA JUGA:5 Suku Gudangnyo Cowok Macho, Salah Satunya Juga Rajin Ibadah

BACA JUGA:Suku Mante Yang Misterius, Bertubuh Kerdil dan Lincah

Sama dengan provinsi lainnya, Bangka Belitung juga memiliki beragam suku, diantaranya adalah suku asli masyarakat setempat.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut 5 suku asli di Bangka Belitung:

1. Suku Ameng Sewang

Ameng Sewang merupakan sebutan bagi Suku Laut berada di Pulau Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Suku Ameng Sewang hidup di perahu dengan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, dari satu pulau ke pulau lainnya. 

Pola kepindahan berlangsung sesuai pergantian musim penangkapan ikan. bila bukan musim tangkap ikan, mereka menetap sementara di sekitar pantai untuk tinggal di perahu atau gubuk terapung.

BACA JUGA:Mengenal Suku Abui di NTT, Dijuluki 'Pemburu Kepala Manusia'

Pada tahun 1668 beberapa kapal Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) asal Belanda mendarat di Pulau Belitung, Ketika kapal dari VOC berlabuh di pulau belitung, para awak kapal mendapat serangan dari sekelompok orang Ameng Sewang. 

Catatan kolonial Belanda mencatat, suku Ameng Sewang pernah mempertahankan Pulau Belitung yang kaya timah itu terhadap pendudukan tentara kongsi dagang Belanda pada abad ke-17. Hal ini menunjukkan bahwa mereka pernah mempunyai kekuatan yang cukup signifikan. 

Hanya saja, tidak tertera secara jelas dalam catatan VOC tersebut seberapa besar populasi dan seperti apa kekuatan suku bangsa ini dalam mempertahankan Pulau Belitung dari invasi VOC tersebut. Mereka mempertahankan wilayahnya akrena kedatangan VOC, yang akan mengeksplorasi timah di Pulau Belitung, dianggap dapat mengubah atau bahkan merusak tatanan alam kelautan yang menjadi basis sosio-kultural suku bangsa Ameng Sewang.

Suku Bangsa Lom

Sumber: