Jejak Pengabdian Pak Haji - Novialdi - (Bagian-1)

Jejak Pengabdian Pak Haji - Novialdi - (Bagian-1)

Pak Haji – Novialdi - bersama istri dan ketiga anaknya ketika masih kecil.-IST/RM-

Akhirnya Tiba Jua di Pemberhentian 

'Pak Haji' adalah panggilan akrab untuk H. Novialdi, SP. Warga Desa Pondok Baru, Kecamatan Teramang Jaya. Pak Haji, akhirnya tiba jua di pemberhentian, pensiun. Setelah mengabdi selama 38 tahun, sejak 1984 hingga 2022. Pak Haji, resmi purna bhakti pada 1 November 2022 lalu. 38 tahun, bukan waktu yang singkat. Pahit-getir, susah-senang, suka dan duka menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) telah dirasakan.

Sahad Abdullah – Teramang Jaya 

Novialdi lahir di Kabupaten Batu Sangkar, Provinsi Sumatera Barat-Sumbar. 60 tahun silam. Anak kelima dari enam bersaudara ini, buah hati pasangan Ilias Datuk Sampono Sultan dengan Fatimah Arab. Ayahnya merupakan orang terpandang di daerahnya. Selain disegani masyarakat sekitar, kebunnya juga (sangat) luas. Aturan adat, membuat Novialdi tidak bangga menjadi anak orang kaya. Dimana harta orang tua, tidak diwariskan kepada anak-anaknya. Tetapi menjadi hak saudara kandung, terutama wanita. Tahun 1977, Novialdi kecil telah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar. Tiga tahun kemudian, 1980 lulus SMP, dan melanjutkan pendidikan ke STM Pertanian Batu Sangkar, Bukit Gombak. Dan lulus pada 1983. Novialdi muda menyadari bahwa sebagai anak laki-laki, dirinya harus mandiri. Aturan adat, tidak memungkinkan dirinya dan saudara-saudaranya mendapatkan warisan dari orang tua. Bermodalkan ijazah STM Pertanian, Novialdi muda, merantau dan mengadu nasib di Kota Bengkulu. Tahun 1984, Novialdi diterima sebagai tenaga honor di Dinas Perkebunan. Ia ditugaskan sebagai Penyuluh Lapangan Pertanian Terpadu -PLPT. 

''Saya menjadi tenaga honor selama 10 tahun. Honor pertama saya Rp 36 ribu per bulan. Honor terakhir pada awal tahun 90-an Rp 75 ribu. Awal tahun 1994, saya dipromosikan untuk menjadi CPNS -Calon Pegawai Negeri Sipil- ,'' kenang pak Haji, saat ditemui di kediamannya, Senin 19 Desember. 

Selama menjadi tenaga honor, Novialdi kerap mendapat tugas berpindah-pindah. Salah satunya di wilayah Lubuk Pinang. Ketika itu, Lubuk Pinang, masuk dalam wilayah UPP PKKR Unit III Mukomuko. Tugas utamanya adalah, membina masyarakat untuk bertanam karet. Dinas tempatnya bekerja, menyediakan bibit karet unggu untuk petani. Untuk mendapatkan dan menanam bibit karet unggul, ada syarat yang wajib dipenuhi. Dalam menjalankan tugasnya, Novialdi berjalan kaki dari desa satu ke desa lainnya. Supel dan pintar bergaul, membuat Novialdi muda memiliki banyak teman. Ia memiliki prinsip, dengan banyak teman, yang berat akan terasa ringan. Yang jauh, (kadang) terasa dekat. Meskipun berada di rantau orang, tapi serasa di kampung sendiri. Hobi bermain musik dan Olahraga -bola voli- membuat Novialdi dikenal banyak orang, terutama sesama remaja. 

''Dulu kantor kami di Lubuk Pinang. Tepatnya di depan kantor camat yang sekarang. Jalan kaki dari Lubuk Pinang ke Mukomuko, hal yang sering saya lakukan. Banyak kendala, kendaraan dinas nggak ada, mobil proyek sedang tidak kerja. Atau karena banjir,'' kenang ayah 3 orang anak ini. 

Tahun 1989 Novialdi dipindahtugaskan dari UPP PKKR unit III Mukomuko ke UPP PKKR V Mukomuko Selatan. Dengan wilayah kerja, Pasar Bantal. Disinilah Novialdi bertemu dengan wanita cantik bernama Purnawati, S.Keb. Wanita kelahiran Bengkulu, 57 tahun silam. Gagis cantik tersebut, bertugas sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas Pasar Bantal. Setahun di Pasar Bantal, Novialdi mendapat tugas ke Ketahun. Tepatnya di daerah transmigrasi K-3 Karang Pulau. Tugas utamanya sebagai pembina pada proyek TCSDP, hingga tahun 1992.(bersambung) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: