UN Diganti Tes Kemampuan Akademik (TKA), Begini Penjelasannya

Sabtu 01-03-2025,07:00 WIB
Reporter : Amris
Editor : Amris

RMONLINE.ID - Siswa dan sekolah harus tahu, Ujian Nasional (UN), yang menjadi standar kelulusan siswa, kini digantikan dengan Tes Kemampuan Akademik (TKA).

Pergantian UN ke TKA dalam sistem evaluasi pendidikan di Indonesia ini langsung disampaikan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Republik Indonesia.

Target dari perubahan ini untuk meningkatkan mutu pendidikan serta memberi penilaian yang lebih menyeluruh terhadap kemampuan siswa.

Dilansir, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Atip Latipulhayat menjelaskan bahwa perbedaan utama terletak pada TKA yang tidak menjadi penentu kelulusan.

Atip mengatakan bahwa TKA ini tidak wajib bagi siswa kelas 12. Salah satu fungsi utamanya adalah untuk seleksi penerimaan mahasiswa jalur prestasi. Ia merasa yakin evaluasi belajar yang baru ini akan berjalan dengan efektif.  

BACA JUGA:Ngeri, Warga Mandi Balimau di Sungai Tempat Buaya Biasa Mangkal

BACA JUGA:Diskon Kerja Pegawai Selama Ramadhan Ditetapkan 300 Menit Seminggu, Guru 10 Menit per Jam Pelajaran

Dilansir dari disway.id Pakar Pendidikan dari Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Achmad Hidayatullah, PhD, menilai bahwa penggantian UN dengan TKA memberikan dinamika baru dalam proses pembelajaran, yang dapat memotivasi guru dan siswa.

"Menurut saya, kebijakan baru ini dapat menciptakan dinamika motivasi guru dan siswa, karena fokus sasarannya lebih pada siswa secara individual," ujarnya dalam keterangannya, Kamis, 28 Februari 2025.

Achmad menjelaskan, TKA tidak dijadikan standar kelulusan, melainkan sebagai jalur prestasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

Hal ini, menurutnya, secara tidak langsung akan mendorong pemangku kebijakan untuk membangun sistem sekolah yang lebih fokus pada pembentukan kebiasaan akademik yang baik, daripada sekadar mempertimbangkan kelulusan.

"Fokus sekolah akan lebih pada pembangunan karakter dan pemahaman siswa, dengan pembelajaran yang lebih mendalam (deep learning) untuk menguatkan self-efficacy. Berdasarkan social cognitive theory, usaha melewati tantangan sangat ditentukan oleh self-efficacy," tambahnya.

BACA JUGA:Apakah Dinosaurus Masih Ada Sampai Sekarang? Simak Misterinya!

BACA JUGA:Awal Puasa Ramadhan Besok, Berpotensi Serentak Pemerintah dan Muhammadiyah

Sistem ujian yang tidak dijadikan penentu kelulusan juga mendorong para guru untuk mencari faktor lain dalam menentukan kelulusan siswa.

Kategori :