BACA JUGA:Saat 200.000 Warga Bakar Rumah Sendiri Demi Halangi Penjajah, Peristiwa Bandung Lautan Api
Mereka tidak hanya mendapat pelecehan seksual, tetapi juga penghinaan, penyiksaan, dan penyakit kelamin. Banyak jugun ianfu yang meninggal atau bunuh diri karena trauma dan depresi.
Tanam Paksa
Tanam paksa adalah sistem pertanian yang diberlakukan oleh Jepang di Indonesia. Dalam sistem ini, petani dipaksa menanam tanaman tertentu yang dibutuhkan oleh Jepang untuk perangnya. Tanaman-tanaman itu antara lain padi, jagung, ubi kayu, karet, tebu, kapas, dan jute.
Akibat tanam paksa, petani tidak bisa menanam tanaman lain yang mereka butuhkan untuk kehidupan sehari-hari.
Hasil panen juga dirampas oleh Jepang tanpa memberi imbalan yang adil. Petani juga tetap harus membayar pajak kepada Jepang meskipun mereka sudah menderita akibat tanam paksa.
Pembatasan Budaya
Jepang juga mencoba menghapus identitas bangsa Indonesia dengan membatasi kebudayaan mereka.
Rakyat Indonesia diwajibkan untuk menghormati Kaisar Jepang sebagai keturunan Dewa Matahari dengan cara seikerei atau membungkuk ke arah Tokyo setiap pagi.
Rakyat juga dilarang menggunakan bahasa Indonesia dan harus belajar bahasa Jepang.
Media komunikasi seperti surat kabar, majalah, radio, film, dan sandiwara dibatasi dan diawasi ketat oleh Jepang.
Media-media itu hanya digunakan untuk propaganda yang menguntungkan Jepang.Seniman dan budayawan juga dikendalikan oleh lembaga kebudayaan bentukan Jepang yang bernama Keimin Bunkei Shidoso.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penjajahan Jepang di Indonesia membawa banyak penderitaan bagi rakyat Indonesia.
Jepang tidak hanya mengeksploitasi sumber daya alam dan manusia Indonesia, tetapi juga menghancurkan kebudayaan dan martabat bangsa Indonesia.
Namun, di balik penderitaan itu, rakyat Indonesia juga menemukan semangat perjuangan dan persiapan untuk meraih kemerdekaan.*