Ia kemudian diangkat sebagai pahlawan nasional dari Maluku melalui SK no, 52/TK/2010 tanggal 11 November 2010.
BACA JUGA:5 Pahlawan Nasional dari Tanah Papua dan Perannya untuk Bangsa Indonesia Sejak Era Kemerdekaan
BACA JUGA:Rohana Kudus, Sosok Pahlawan Nasional, Jurnalis Wanita Pertama Indonesia Berasal dari Minangkabau
Johannes menjadi Ketua Umum Yong Ambon sejak 1925 dan ikut serta dalam persiapan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Setelah Indonesia merdeka, ia pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Sosial, Menteri Distribusi, Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan, Ketua Umum Partai Kristen Indonesia (Parkinda), juga Menteri Kesehatan. Johannes wafat di Jakarta pada 29 Maret 1977.
Karel Sasuit Tubun
Brigjen Polisi Anumerta Karel Sasuit Tubun Setelah lulus menjadi anggota POLRI, ia ditempatkan di Kesatuan Brimob Ambon berpangkat Agen Polisi Kelas Dua atau Bhayangkara Dua Polisi.
Karel ikut serta dalam operasi Trikora untuk menuntut pengembalian Irian Barat pada Indonesia dari Belanda.
Setelah keberhasilan mendapatkan kembali Irian Barat, Karel ditugaskan untuk mengawal kediaman dr. J. Leimena sebagai Wakil Perdana Menteri saat itu.
K.S. Tubun lahir di Tual, Maluku Tenggara, pada 14 Oktober 1928 dan tewas dalam peristiwa G/30S di Jakarta, 1 Oktober 1965.
Namanya diabadikan sebagai nama Kapal Perang RI berjenis Fregat kelas Ahmad Yani, yaitu KRI Karel Sasuit Tubun.
Martha Christina Tiahahu
Inilah sosok pahlawan Indonesia termuda, yaitu wafat pada usia menginjak 17 tahun. Ia juga pehlawan wanita yang tidak memiliki makam, karena jasadnya disemayamkan di laut Maluku. Ia meninggal 2 Januari 1818 di Laut Banda, Maluku.
Namanya Martha Christina Tijahahu lahir pada 4 Januari 1800 di Abubu, Nusa Laut, Maluku.
Martha Christina Tijahahu dikenal sebagai pejuang muda yang tidak mengenal rasa takut.
Martha Christina adalah anak dari Kapitan Paulus Tijahahu, salah satu orang terpandang di Nusa Laut, Maluku. Martha selalu menemani ayahnya dalam setiap pertempuran untuk menghadapi serangan Belanda.
Nuku Muhammad Amiruddin Kaicil Paparangan