Pemakamannya di sebuah pondok yang terletak 4 km di dalam hutan.
Ukuran pondok jenazah berbeda tergantung pada umur jenazah. Jika anak-anak tingginya 4 undukan/anak tangga dari tanah. Jika orang dewasa tingginya 3-4 meter dari tanah.
Suku Anak Dalam sering juga disebut Suku Kubu atau Orang Rimba. Sebagian dari suku ini masih hidup di dalam kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD), Taman Nasional Bukit Tiga Puluh dan di wilayah Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Suku Kubu Dibatasi Berinteraksi ke Luar, Beranggapan 'Masyarakat Terang' Makan Manusia
Suku kubu dikenal unik yang cukup terkenal di Indonesia, berada di Provinsi Jambi. Suku ini masih akrab dengan label primitif.
Awalnya suku anak dalam ini, hanya dikenal hidup di hutan dengan cara berpindah-pindah. Namun belakangan ini suku anak dalam mulai berinteraksi dengan dunia luar, tinggal menetap atau berdiam di perkebunan sawit.
Mayoritas Suku Kubu menganut kepercayaan animisme. Suku ini tidak memiliki kepercayaan seperti agama yang umumnya dianut di Indonesia.
Mereka hanya percaya pada sesuatu yang mereka anggap hebat dan berkuasa. Selain itu, layaknya seorang Avatar, mereka mempercayai empat elemen seperti air, tanah, api dan angin, yang mereka anggap berkuasa.
Suku ini juga percaya jika roh orang yang telah meninggal akan langsung kembali ke surga, ke tempat dimana mereka berasal dan diterima raja Nyawa.
BACA JUGA:Sejarah dan Aturan Suku Kubu atau Orang Rimba, Berduaan Dihukum Dikawin Paksa
Itu sebabnya mereka melakukan upacara penghormatan kepada orang yang telah meninggal dunia.
Dengan begitu, mereka percaya roh tersebut tidak akan mengganggu mereka yang masih hidup dan segera ke surga.
Suku Anak Dalam konon memiliki kekuatan supranatural yang tinggi. Meski demikian, suku ini hidup secara sederhana dan menghidupi diri dengan apa yang tersedia di hutan.
Berburu dan mencari buah-buahan atau tumbuh-tumbuhan adalah cara mereka memenuhi kebutuhan hidup.
BACA JUGA:Mengenal Suku Anak Dalam Atau Suku Kubu, Penghuni Taman Nasional Bukit Duabelas
Di dalam hutan, mereka terbagi dalam beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok tersebut memiliki pemimpin kelompok dan wilayah buruan masing-masing. Pemimpin kelompok mereka sebut Tumenggung.