Panji kemudian beralih ke arah timur dengan harapan mendapat tanah yang lebih murah dan akhirnya ia masuk ke pedalaman Indramayu, tepatnya di desa Gantar.
Panji yang merupakan lulusan dari Gontor merasa cocok dan memutuskan untuk mencari lahan di desa tersebut.
Ketika diriya beristirahan untuk makan di sebuah warung, ia di tawari lahan milik penduduk setempat yang akan di jual.
Tanah yang ditawarkan oleh penduduk memiliki harga yang cukup murah karena tanah pada lahan tersebut jelek.
Kabar terjualnya lahan yang memiliki tanah tersebut cepat tersebar ke penduduk setempat sehingga tanah yang awalnya hanya 60 hektare menjadi seluas 1200 hektare dari penduduk setempat.
Kesempatan yang tidak datang dua kali membuat Panji tidak butuh lama akhirnya langsung membayar lahan tersebut.
Lalu di buat sebuah gubuk sementara sebagai tanda lahan yang gersang sudah ada penghuni.
Perjuangan yang di usahakan Pendiri Al Zaytun akhirnya membuahkan hasil hingga saat ini Al Zaytun berkembang pesat di lahan yang awalnya gersang tanpa kehiduoan kini berubah menjadi komplek pendidikan.
Kisah perjuangan Panji Gumilang ini menjadi Catatan Dahlan Iskan.*