Kisah Kelam Indonesia Saat Tentara Belanda Westerling Lenyapkan 40 Ribu Rakyat Sulawesi

Kisah Kelam Indonesia Saat Tentara Belanda Westerling Lenyapkan 40 Ribu Rakyat Sulawesi

Kisah Kelam Indonesia Saat Tentara Belanda Westerling Lenyapkan 40 Ribu Rakyat Sulawesi-Ilustrasi-Berbagai Sumber

RMONLINE.ID - Salah satu kisah perjuangan bangsa yang harus selalu dikenang anak bangsa, yaitu kejahatan yang dilakukan Belanda Korps Speciale Troepen pimpinan Raymond Pierre Paul Westerling sehingga peristiwa ini disebut pembataian Westerling.

Puluhan ribu warga sipil di Sulawesi Selatan terbunuh dalam peristiwa bulan Desember 1946-Februari 1947 atau selama operasi militer Counter Insurgency atau penumpasan pemberontakan.

Peristiwa ini cukup kelam, karena mengakibatkan jatuhnya banyak korban jiwa dari rakyat sipil yang seharusnya dilindungi.

Kapten Raymond Pierre Paul Westerling adalah yang memimpin Pasukan Khusus dari Depot Speciale Troepen-DST yang dikirim Belanda ke Sulawesi Selatan. 

BACA JUGA:Inilah Asal Muasal Negara Netherland Disebut Sebagai Belanda di Indonesia

BACA JUGA:Kisah Islam di Belanda: Dari Zaman Kolonial hingga Mosaik Budaya Kontemporer

Dilansir dari berbagai sumber, misi utama Westerling adalah untuk menumpas pemberontakan (counter-insurgency) para pejuang dan rakyat Makassar Sulawesi Selatan yang menentang pembentukan Negara Indonesia Timur. 

Pada masa kepemimpinannya, Raymond Westerling banyak melakukan tindakan keji, salah satunya adalah dengan melakukan pembantaian pada masyarakat sipil. Ia dikenal tidak mempunyai belas kasih dan tidak mengindahkan HAM. 

Demi menumpas perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Makassar, Westerling menerapkan metode Gestapo (Geheime Staatspolizei).

Metode ini merupakan metode yang diterapkan polisi rahasia Jerman yang terkenal kejamnya pada masa Adolf Hitler.  Belanda melakukan tindakan mengerikan itu dari tanggal 7-25 Desember 1946. 

Awalnya, pada tanggal 23 Juni 1946, Raymond Westerling dikirim ke Jawa dan membentuk pasukan khusus baret hijau yang disebut Depot Speciale Troepen (DST). 

BACA JUGA:Indonesia Dijajah Belanda Sebenarnya Bukan 350 Tahun, Ini Awal dan Akhirnya

BACA JUGA:Kisah Sutan Sjahrir Dengan Istri Belanda, Terpisah dan Kehilangan Rasa Cinta

Pasukan yang berkekuatan 123 orang ini kemudian dikirim ke Sulawesi Selatan untuk melakukan operasi militer dengan tujuan membersihkan para pemberontak dan gerilyawan di daerah tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: