Cara Panen Sawit Yang Baik Agar Tidak Merusak Batang dan Tetap Berbuah Stabil

Cara Panen Sawit Yang Baik Agar Tidak Merusak Batang dan Tetap Berbuah Stabil

Cara Panen Sawit Yang Baik Agar Tidak Merusak Batang dan Tetap Berbuah Stabil-Ilustrasi-Berbagai Sumber

RMONLINE.ID - Tindakan saat panen juga bisa mempengaruhi masa depan dari pohon sawit, maka petani harus memahaminya. Masih banyak petani yang panen hanya mengejar banyak hasil hingga berat timbangan, tapi minim memperhatikan keberlanjutan dari sawitnya.

Salah satu yang perlu menjadi perharian dan standarisasi dalam panen sawit yaitu memperhatikan kualitas produk saat panen.

Dilansir, myelaeis.com pengamat pertanian Bengkulu, Prof. Dr. Zainal Muktamar, SP, MSi menyampaikan, pentingnya pemahaman cara panen sawit yang benar. Sehingga bisa membuat petani sawit terhindar dari penurunan produktivitas. 

BACA JUGA:Manfaat Buah, Pohon, Lidi Hingga Daun Kelapa Sawit, Semua Bermanfaat dan Bernilai Ekonomis

BACA JUGA:Agar Tanaman Sawit Menghasilkan Buah yang Berkualitas, Petani Wajib Tahu Tentang Umur Produktif Kelapa Sawit

Tanaman yang berusia kurang dari tujuh tahun sebaiknya dipanen menggunakan alat dodos dengan lebar 10-27,5 cm, yang dilengkapi gagang pipa besi atau tongkat kayu. 

Sementara itu, pohon yang lebih tua, berusia lebih dari tujuh tahun, dipanen menggunakan egrek yang disambung dengan pipa aluminium atau batang bambu.

"Petani harus mengetahui pohon mana saja yang siap dipanen, salah satunya dapat dilihat dari brondolan buah kelapa sawit," katanya.

Intinya, dengan adanya standar kematangan, diharapkan ada keseragaman kualitas dan kuantitas kelapa sawit saat dipetik.

Penentuan standar kematangan yaitu dengan menghitung humlah brodolan yang ada di permukaan tanah. Brodolan kelapa sawit perlu dijaga agar tidak banyak buah busuk dan jumlahnya tidak banyak. 

BACA JUGA:Inilah Ciri-Ciri Pohon Kelapa Sawit yang Sehat, Para Petani Jangan Sampai Tidak Tahu

BACA JUGA:Inilah Beberapa Jenis Tanah yang Cocok Untuk Ditanami Kelapa Sawit

Untuk meminimalisir brodolan, cara yang bisa dilakukan yaitu menerapkan jarak interval panen tidak boleh melebihi 10 hari pada tiga tahun pertama sejak kelapa sawit menghasilkan dan tidak boleh melebihi 14 hari pada tanaman yang lebih tua. 

Kriteria jumlah brodolan yang menjadi standar panen kelapa sawit yaitu, untul area datar 2 brodolan/kg berat tandan. Sedangkan area miring 1 brodolan/kg berat tandan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: