Penderita DBD di Mukomuko Sepanjang 2024 Mencapai 142 Kasus, 2 Orang Meninggal

Penderita DBD di Mukomuko Sepanjang 2024 Mencapai 142 Kasus, 2 Orang Meninggal

Penderita DBD sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Daerah Mukomuko-Amris-radarmukomuko.com

"Kita minta baik dari tingkat dinas, Kecamatan, Kelurahan dan desa juga mengencarkan gerakan 3M plus," ajaknya. 

Tujuannya untuk memberantas sarang nyamuk, serta melakukan foging di tempat-tempat yang sudah terdampak oleh nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD. 

BACA JUGA:Parpol Sudah Buka Pendaftaran Calon Bupati, Peminat Masih Sepi

BACA JUGA:Bupati Sapuan Titip Pesan Pembangunan di Halal Bihalal Akbar Pemkab Mukomuko

Meski foging tidak begitu efektif dalam penanganan nyamuk aedes aegypti ini, karena hanya membunuh nyamuk dewasa saja dan sarang nyamuk masih ada. 

Yang lebih efektif adalah menguras dan menyikat tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat semua tempat penyimpanan air, memanfaatkan limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang).

Ia juga menganjurkan warga memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi. 

Lalu, gotong royong membersihkan lingkungan rumah dan sekitarnya, melakukan pengecekan di tempat penampungan air.

"Masyarakat juga diminta untuk, menanam tanaman yang dapat mengusir nyamuk, meletakkan pakaian bekas diwadah tertutup, Memberikan larvasida pada penampungan air yang dikuras," jelasnya. 

Pola sebaran demam berdarah memang dinamis. Daerah yang sebelumnya terdapat kasus dengan jumlah banyak cenderung terpacu melakukan pencegahan secara masif. 

Hal itu menjelaskan mengapa daerah yang terpapar banyak DBD tahun lalu, seperti di Kecamatan Pondok Suguh, Lubuk Sanai dan yang lainnya pada tahun ini relatif terkendali. Ia juga menerangkan, 

peningkatan kasus DBD tidak terjadi begitu saja. 

Jajat juga mengakui, sulitnya mengendalikan peredaran nyamuk Aedes aegypti pada musim hujan. Banyaknya genangan air menjadi tempat berkembang biak yang sempurna bagi inang virus dengue.

 Kondisi itu tidak diiringi oleh tindakan pencegahan yang masif dan ketat, seperti menggalakkan gerakan 3M.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: