Pembangunan Jembatan Ampera Palembang, Sempat Diberi Nama Jembatan Bung Karno

Pembangunan Jembatan Ampera Palembang, Sempat Diberi Nama Jembatan Bung Karno

Pembangunan Jembatan Ampera Palembang, Sempat Diberi Nama Jembatan Bung Karno-Istimewa-Berbagai Sumber

RADARMUKOMUKO.COM - Jembatan Ampera menjadi ikon Kota Palembang, Sumatra Selatan. Jembatan Ampera  melintasi Sungai Musi.

Rasanya belum lengkap jika datang ke Palembag pertama kali, jika tidak mampir dan berpose di jembatan Ampera yang juga menjadi lokasi wisata.

Awal pembangunan jembatan oleh Presiden Indonesia yang pertama Ir. Soekarno pada 10 April 1962. 

Maka disebutkan, jembatan ampera sebagai salah satu proyek mercusuar Bung Karno.

Menurut ceritanya yang dirangkum dari berbagai sumber, rencana pembangunan jembatan ini sebetulnya sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka, yaitu sejak zaman Gemeente (kotamadya) tahun 1906. 

BACA JUGA:Penampakan Suasana Tak Biasa Pantai Abrasi Mukomuko, Dipadati Warga

BACA JUGA:Korban Kebaran di Desa Sibak Ternyata Juga Punya Rumah di Pauh Terenja

Waktu itu Wali kota Palembang diduduki oleh Lekuk Devil. Namun rencana itu menghilang.

Saat jabatan Wali kota Palembang dijabat Le Cocq de Ville, tahun 1924, ide ini kembali mencuat dan dilakukan banyak usaha untuk merealisasikannya. 

Namun, sampai masa jabatan Le Cocq berakhir, bahkan ketika Belanda hengkang dari Indonesia, proyek itu tidak pernah terealisasi.

Pada masa kemerdekaan, gagasan itu kembali mencuat. DPRD Peralihan Kota Besar Palembang kembali mengusulkan pembangunan jembatan waktu itu, disebut Jembatan Musi dengan merujuk nama Sungai Musi yang dilintasinya, pada sidang pleno yang berlangsung pada 29 Oktober 1956. 

Usulan ini sebetulnya tergolong nekat sebab anggaran yang ada di Kota Palembang yang akan dijadikan modal awal hanya sekitar Rp 30.000,00. 

Pada tahun 1957 dibentuklah panitia pembangunan, yang terdiri dari beberapa pengusaha perang Komando Daerah Militer 4 Sriwijaya yaitu Harun Sohar, Gubernur Sumsel H. Bastari, walikota Palembang M. Ali Amin serta wakil walikota yaitu Indrajaya untuk meminta bantuan kepada Presiden Soekarno.

Usulan tersebut diterima dan proyek pengerjaan jembatan dimulai pada 10 April 1962. Dengan biaya pembangunan yang diambil dari dana rampasan perang Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: