Karena Alasan yang Dibenarkan, MUI Warung Penjual Makan Tidak Mesti Tutup Disiang Hari, Itu Ibadah Sosial

Karena Alasan yang Dibenarkan, MUI  Warung Penjual Makan Tidak Mesti Tutup Disiang Hari, Itu Ibadah Sosial

Karena Alasan yang Dibenarkan, MUI Warung Penjual Makan Tidak Mesti Tutup Disiang Hari, Itu Ibadah Sosial-Ilustrasi-

RADARMUKOMUKO.COM - Bulan Ramadhan, bulan yang suci bagi umat Islam, tidak hanya menjadi waktu untuk beribadah dan berintrospeksi, tetapi juga menjadi periode yang menantang bagi para pedagang makanan. 

Di satu sisi, ada kekhawatiran bahwa keberadaan warung makan yang buka di siang hari dapat menggoda mereka yang berpuasa dan berpotensi mengurangi pahala puasa mereka. 

Di sisi lain, Ramadhan juga merupakan bulan di mana setiap umat Muslim diuji kesabarannya, termasuk dalam menghadapi godaan.

Menurut pandangan  Majlis Ulama indonesia, tidak ada larangan syar’i yang mengharuskan pedagang makanan untuk menutup usaha mereka selama bulan Ramadhan. 

Justru, dengan tetap buka, mereka memberikan layanan bagi mereka yang tidak berpuasa karena alasan yang dibenarkan, seperti orang yang sakit atau dalam perjalanan. 

BACA JUGA:Kualitas Lingkungan Cukup Baik, IKLH Kabupaten Mukomuko Peringkat 4 di Provinsi Bengkulu

Ini bisa dianggap sebagai bentuk ibadah sosial, di mana pedagang memberikan kemudahan bagi orang lain.

Namun, ada juga imbauan agar para pedagang ini berempati dengan tidak memamerkan makanan secara berlebihan, sebagai bentuk penghormatan terhadap mereka yang menjalankan ibadah puasa. Ini adalah wujud dari nilai-nilai toleransi dan saling menghormati yang diajarkan oleh Islam.

Bagi umat Muslim yang berpuasa, keberadaan warung makan yang tetap buka seharusnya tidak dijadikan alasan untuk mengurangi kualitas puasa mereka. 

BACA JUGA:Dukcapil Mukomuko Stand By Layanan, Epin Masyuardi: Stok Blangko KTP Elektronik Cukup Memadai

Sebaliknya, ini dapat dijadikan sebagai kesempatan untuk meningkatkan ketakwaan dengan cara menjaga diri dari godaan dan fokus pada tujuan spiritual dari puasa itu sendiri.

Dengan demikian, bulan Ramadhan seharusnya menjadi bulan yang mengajarkan kita tentang kesabaran, keberkahan, dan juga tentang bagaimana kita bisa saling membantu dan menghormati satu sama lain. 

Baik bagi pedagang maupun bagi umat yang berpuasa, bulan ini menawarkan peluang untuk tumbuh dan berkembang, baik secara spiritual maupun sosial.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: