Begini Sejarah Pembangunan Tugu Monas Jakarta, Benarkan Asal Emas dari Desa Terpencil di Bengkulu
Begini Sejarah Pembangunan Tugu Monas Jakarta, Benarkan Asal Emas dari Desa Terpencil di Bengkulu--
Namun, hanya karya Frederich Silaban yang memenuhi kriteria yang ditentukan.
BACA JUGA:Benarkan Emas Tugu Monas Dari Desa Terpencil di Bengkulu, Begini Sejarah Pembangunannya
Sayembara kedua di tahun 1960 dan masuk 136 karya. Sayang sekali, dari 136 karya tak ada satupun yang memenuhi kriteria.
Rancangan Frederich Silaban pun ditunjukkan ke Presiden Soekarno oleh Ketua Dewan Juri saat itu. Namun sayangnya Presiden Soekarno masih kurang menyukai rancangan tersebut, sehingga bentuk monumen pun diubah menjadi lingga dan yoni.
Penolakan desain yang diajukan Silaban bukan karena tidak bagus, melainkan rancangannya dinilai spektakuler sehingga membutuhkan anggaran cukup besar.
Silaban pun diminta bekolaborasi dengan arsitek R.M Soedarsono untuk membangun Tugu Peringatan Nasional dalam rancangan keduanya. Tugu atau monumen tersebut dibangun di lahan seluas 80 hektare mulai 17 Agustus 1961.
Dalam pengerjaannya, monumen ini dibangun secara bertahap hingga 15 tahun lamanya. Tahap pertama di tahun 1961 ditandai dengan memasak 360 pasak bumi untuk pondasi dan pembuatan dinding museum serta obelisk.
BACA JUGA:Sejarah Tugu Monas Dibangun atas Keinginan Seokarno, Emasnya Berasal dari Bengkulu
Tahap kedua dilakukan pada 1966-1968 , dan tahap ketiga mulai 1969-1976 dengan menambahkan diorama pada Museum Sejarah.
Akhirnya, Monumen Nasional (Monas) yang berdiri tegak terdiri atas 119,7 meter obelisk di atas landasan persegi setinggi 17 meter dengan pelataran cawan dan dilapisi oleh marmer Italia ini secara resmi dibuka pada 12 Juli 1975.
Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan dapat menambah akan kecintaan kita pada tanah air, atas jerih payah para pejuang bangsa dikala itu.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: