Borobudur Destinasi Wisata Terpopuler di Indonesia, Nama Borobudur Berasal dari Kata Ini
Borobudur Destinasi Wisata Terpopuler di Indonesia, Nama Borobudur Berasal dari Kata Ini--
Teras-teras ini berbentuk bujur sangkar dengan ukuran yang semakin mengecil ke atas. Teras-teras ini melambangkan Rupadhatu, yaitu alam bentuk atau alam indra yang dihuni oleh makhluk-makhluk surgawi.
Pada teras-teras ini terdapat 1.460 panel relief yang menggambarkan kisah-kisah Jataka, Awadana, dan Lalitawistara, yaitu kisah-kisah tentang kehidupan Buddha sebelum dan sesudah menjadi Buddha. Pada teras-teras ini juga terdapat 432 arca Buddha yang duduk di atas singgasana dengan berbagai mudra.
- Pelataran pertama hingga ketiga:
Pelataran-pelataran ini berbentuk lingkaran dengan diameter yang semakin mengecil ke atas. Pelataran-pelataran ini melambangkan Arupadhatu, yaitu alam tanpa bentuk atau alam kosong yang merupakan tempat meditasi tertinggi.
Pada pelataran-pelataran ini terdapat 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat 72 arca Buddha yang duduk bersila dengan mudra Dharmachakra. Pada pelataran ketiga terdapat stupa utama yang berdiameter 9,9 meter dan tinggi 10,7 meter.
- Stupa utama:
Stupa utama ini berada di tengah pelataran ketiga dan merupakan puncak dari candi Borobudur. Stupa ini melambangkan Nirwana, yaitu keadaan tertinggi dan paling murni dalam ajaran Buddha.
Stupa ini tidak berlubang dan tidak memiliki arca Buddha di dalamnya. Stupa ini memiliki bentuk setengah bola yang melambangkan telur kosmik atau embrio alam semesta.
Nama Borobudur berasal dari kata "Bhara Budhara" yang berarti "bukit tempat ajaran Buddha diterangkan". Nama ini muncul dalam prasasti Karangtengah yang ditulis pada tahun 824 M.
Sejarah pembangunan candi Borobudur masih belum diketahui secara pasti. Namun, berdasarkan analisis gaya arsitektur dan relief, candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-8 atau ke-9 M.
BACA JUGA:Daftar Pahlawan Yang Ditakuti Belanda Karena Bisa Menghilang dan Kebal Peluru
BACA JUGA:Kisah Hidup Bung Karno, Dari Kusno Mejadi Soekarno Hingga Achmed Soekarno
Candi ini dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra, yang merupakan dinasti Hindu-Buddha yang menguasai Jawa Tengah dan bagian dari Sumatera pada saat itu.
Candi Borobudur dibangun dengan menggunakan teknik interlocking, yaitu menyusun batu-batu tanpa menggunakan perekat atau semen. Candi ini dibangun dengan menggunakan sekitar 2 juta batu andesit yang dipotong dan diukir dengan sangat rapi.
Candi ini memiliki tinggi asli sekitar 42 meter, tetapi sekarang tingginya hanya sekitar 35 meter karena beberapa bagian telah runtuh atau hilang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: