Dampak Kemarau, Petani Sawah Tadah Hujan Terancam Gagal Panen, Dipastikan Hasil Menurun
Dampak Kemarau, Petani Sawah Tadah Hujan Terancam Gagal Panen, Dipastikan Hasil Menurun--
Bukan saja petani tadah hujan, akibat kemarau berkepanjangan hasil pertanian pada komoditas padi dipastikan menurun. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Penyuluhan, Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Mukomuko, Eva Marinda, S.P., perkiraannya penurunan hasil panen akan terjadi pada beberapa kecamatan di Kabupaten Mukomuko.
Mulai dari Kecamatan Lubuk Pinang, Kecamatan XIV Koto, Kecamatan Air Manjunto, Kecamatan V Koto hingga Kecamatan Selagan Raya. Penurunan hasil panen bukan saja diakibatkan kemarau berkepanjangan, tetapi juga dampak dari penutupan irigasi sayap kiri.
Sehingga petani yang paling berdampak merupakan lahan pertanian yang dialiri air irigasi sayap kiri. Irigasi sayap kiri dijadwalkan tutup dari 15 Agustus 2023 hingga 30 Desember 2023.
"Bukan kemungkinan lagi, dipastikan menurun,’’ujar Eva saat ditemui di kantornya, Jumat (29/9).
Eva menyampaikan bahwa penutupan irigasi dilakukan karena adanya perbaikan irigasi yang dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII. Pihak BWS dan Pemerintah Daerah (Pemda) sudah menyampaikan kepada petani terkait penutupan irigasi, sehingga petani disarankan untuk memilih waktu tanam yang tepat atau menunda beberapa waktu. Beberapa petani mengikuti saran tersebut, mayoritas petani lainnya tetap menanam benih.
"Semua petani sudah mengetahui terkait penutupan saluran irigasi. Kami sudah sampaikan pada awal Juli,’’ungkap Eva
Eva mengatakan penurunan hasil panen ini tidak terlalu berdampak pada petani. Karena hasil gabah saat ini cenderung tinggi. Ditambah lagi dengan adanya pabrik pengolahan gabah. Sehingga pendapatan petani tidak akan jauh berbeda dari panen sebelumnya.
"Kemungkinan tidak terlalu berdampak, karena harga gabah saat ini tinggi," demikian Eva.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: