17 Pahlawan Wanita Indonesia, Termasuk Fatmawati Soekarno dan Ibu Tien Soeharto
17 Pahlawan Wanita Indonesia, Termasuk Fatmawati Soekarno dan Ibu Tien Soeharto--
RADARMUKOMUKO.COM – Pahlawan merupakan orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani.
Maka galar pahlawan nasional diberikan kepada para pejuang yang berjasa kepada Negara Republik Indonesia, berjuang dalam Negara Indonesia, dan merebut kemerdekaan Republik Indonesia.
Menurut data Kementerian Sosial RI, hingga November 2020 terdapat 191 tokoh yang dianugerahi gelar pahlawan nasional.
Diketahui dari sekian banyak pahlawan nasional, beberapa diantaranya adalah perempuan. Tentu mereka dianugerahi pahlawan nasional karena jasa-jasanya yang besar untuk bangsa ini.
Pahlawan wanita ini sendiri bergerak dalam berbagai bentuk perjuanga, mulai dari angkat senjata di medan peran mengusir penjajah, bergerak di sektor pendidikan dalam mencerdaskan generasi bangsa, termasuk membela hak-hak perempuan yang tertindas.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut perjuang perempuan Indonesia pada masa kemerdekaan:
Martha Christina Tiahahu
Martha Christina Tiahahu meru pahlawan wanita dari tanah Maluku, ia dikenal sebagai pejuang dari Desa Abubu, Pulau Nusalaut yang lahir pada tanggal 4 Januari 1800. Diketahui, ia juga adalah salah satu pahlawan termuda Indonesia.
Usia 17 tahun, ia sudah berani mengangkat senjata melawan penjajah Belanda. Tak hanya itu, Martha Christina Tiahahu juga selalu memberi semangat pada kaum perempuan untuk membantu laki-laki di medan pertempuran.
Cut Meutia
Cut Meutia asal Aceh termasuk pahlawan wanita yang turut langsung angkat senjara di medan perang melawan Belanda. Ia berjuang untuk mengusir orang-orang yang berusaha merebut wilayahnya bersama sang suami, Teuku Cik Tunon.
Cut Nyak Dhien
Cut Nyak Dhien juga dari Aceh juga berperang setelah suami pertamanya meninggal di tangan para penjajah. Bersama Teuku Umar, suami keduanya yang mengizinkan Cut Nyak Dhien ikut berperang, mereka akhirnya berjuang mengusir Belanda, meski akhirnya Teuku Umar juga meninggal saat berperang.
Cut Nyak Dhien kemudian maju sendirian melawan Belanda. Ia juga sangat ditakuti dan dibenci Belanda akibat kegigihannya dalam melawan penjajah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: