17 Pahlawan Wanita Indonesia, Termasuk Fatmawati Soekarno dan Ibu Tien Soeharto

17 Pahlawan Wanita Indonesia, Termasuk Fatmawati Soekarno dan Ibu Tien Soeharto

17 Pahlawan Wanita Indonesia, Termasuk Fatmawati Soekarno dan Ibu Tien Soeharto--

Laksamana Malahayati

Keumalahayati, juga pejuang asal Kesultanan Aceh yang lahir di Aceh Besar pada tahun 1550. Perempuan tangguh ini memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah syahid).

Dengan keteguhan hati, mereka berperang melawan kapal dan benteng Belanda sekaligus membunuh Cornelis de Houtman. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 11 September 1599. Berkat keberaniannya, maka Malahayati mendapat gelar Laksamana.

BACA JUGA:Kisah Cinta Beda Agama Pahlawan Nasional, Terpisah Karena Keadaan Hingga Ditembus Peluru

BACA JUGA:Suku-Suku Asli Aceh Yang Melahirkan Pahlawan Nasional, Belanda Butuh 300 Tahun Untuk Menguasai

Namun, Malahayati gugur di tahun 1615 ketika sedang melindungi Teluk Krueng Raya dari serangan Portugis yang dipimpin oleh Laksamana Alfonso De Castro.

Raden Adjeng Kartini  

R.A Kartini merupakan tokoh perempuan yang lahir Jepara pada tahun 1879. R.A Kartini terkenal sebagai sosok yang memperjuangkan kebangkitan perempuan di Indonesia. Ketika itu, ia sedikit mengkritisi budaya Jawa yang menghambat perkembangan perempuan.

Melalui surat-suratnya, ia memberikan gagasan-gagasan terkait dengan perjuangan perempuan. 

Dewi Sartika

Lahir dengan nama Raden Dewi Sartika di Cicalengka, Bandung, 4 Desember 1884. Beliau diberi gelar pahlawan bukan karena dirinya turut dalam pertempuran. Melainkan karena perjuangannya dalam merintis pendidikan untuk rakyat pribumi terutama kaum wanita.

Semasa hidupnya, Dewi Sartika mendirikan beberapa sekolah yang berkontribusi besar dalam pendidikan kaum hawa saat itu. Sekolah pertama yang ia dirikan Bernama Sekolah Istri di Pendopo Kabupaten Bandung.

Siti Walidah

Siti Walidah atau Nyai Ahmad Dahlan merupakan pahlawan perempuan yang dimiliki Indonesia. Ia lahir di Kauman, Yogyakarta pada tanggal 3 Januari 1872.

Ia menikah dengan Kyai Ahmad Dahlan, seorang ulama dan pendiri Muhammadiyah. Bersama sang suami, mereka berjuang demi kesetaraan pendidikan untuk masyarakat kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: