Mengenal Suku Wong Alas, Tak Miliki Tumit dan Penuh Misteri Namun Diyakini Keberadaannya

Mengenal Suku Wong Alas, Tak Miliki Tumit dan Penuh Misteri Namun Diyakini Keberadaannya

Mengenal Suku Wong Alas, Tak Miliki Tumit dan Penuh Misteri Namun Diyakini Keberadaannya --

RADARMUKOMUKO.COM - Di Pulau Jawa ada suku yang keberadaannya belum terpotret, hingga masih dianggap makhluk gaib dan mitos, namanya suku Wong Alas. suku Wong Alas Carang di Purbalingga juga disebut suku Pijajaran atau suku Carang Lembayung oleh masyarakat sekitar.

Mereka berada di gugusan bukit dengan bioma hutan hujan tropis yang membentang dari kaki Gunung Slamet hingga Dieng, Banjarnegara.

Walau belum ada potret asli dari suku ini, namun masyarakat desa di sekitar perbukitan, seperti Desa Tundagan, Desa Sirongge, Kabupaten Pemalang, dan Desa Sirau, Jingkang, Panusupan, Kramat, Tunjungmuli, Tanalum, serta Gunungwuled, Kabupaten Purbalingga, sangat akrab dengan cerita wong alas.

Kata “wong” dalam bahasa Jawa diartikan sebagai orang. Sedangkan kata “Alas” memiliki makna hutan.

Menurut cerita, wong alas memiliki ciri tidak bertumit, tidak ada belahan pada bagian atas bibir serta bermata besar. Saat berjalan gaya berjalan mereka seperti jinjit. Juga diceritakan, wong alas dalam sewaktu-waktu bisa berubah menjadi seekor harimau.

BACA JUGA:Suku Huli Mengecat Muka Dengan Warna Kuning, Maknanya Bikin Takjub, Bukan Sembarang Cat

BACA JUGA:Perbedaan Suku Jawa dan Sunda yang Sama-sama Berasal dari Pulau Jawa yang Jarang Diketahui

Sama dengan cerita suku gaib lainnya, ada beberapa versi kisah suku wong alas, sehingga menjadi tanda tanya antara fakta, legenda, mistis dan mitos.

Ciri khas wong alas ini juga bisa dilihat dari cara berpakaiannya yang hanya menggunakan kain berwarna putih dan dilubangi sebagai jalan masuk ke bagian kelapa untuk menutupi badan bagian atas dan lalu bagian bawahnya menggunakan bahan dari akar-akaran atau material alami lain yang diikat untuk menutupi bagian tubuh bawah.

Bahkan mereka hanya menggunakan kain sebagai cawat untuk menutupi area vital (khususnya kaum pria). 

Terkait dengan asal usul wong alas, menurut pemerhati sejarah Kabupaten Purbalingga, Catur Purnawan menuturkan bahwa wong alas tidak lepas dari kisah Syekh Jambu Karang, seorang bangsawan dari Kerajaan Pajajaran yang awalnya bernama Raden Mundingwangi. 

Saat itu, dia bersama rombongan sedang menyendiri ke wilayah Pengunungan Ardi Lawet. Disanalah Raden Mundiwangi dan rombongan bertemu dengan Syekh Atas Angin, seorang penyebar agama Islam. 

Saat itu terjadilah  pertempuran adu ilmu kesaktian dan berakhir dengan kekalahan Raden Mundiwangi.

Karena kalah, Raden Mundiwangi akhirnya memeluk Islam dan mengganti nama menjadi Syekh Jambu Karang yang petilasannya berada di Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga dan hingga sekarang menjadi salah satu objek wisata religi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: