Arogan Ternyata Cara Penjajah, Tapi Arek-Arek Suroboyo Tidak Diam, Ini Kisah Perlawanan Mereka

Arogan Ternyata Cara Penjajah, Tapi Arek-Arek Suroboyo Tidak Diam, Ini Kisah Perlawanan Mereka

Arogan Ternyata Cara Penjajah, Tapi Arek-Arek Suroboyo Tidak Diam, Ini Kisah Perlawanan Mereka--

RADARMUKOMUKO.COM - Arek-Arek Suroboyo adalah sebutan bagi para pemuda dan rakyat Surabaya yang berani dan gigih dalam melawan penjajah Belanda dan Sekutu pada masa Revolusi Nasional Indonesia.

Mereka memiliki semangat juang yang tinggi dan tidak mau menyerah kepada siapapun yang mengancam kemerdekaan Indonesia.

Perlawanan Arek-Arek Suroboyo terhadap Belanda dimulai sejak tahun 1945, ketika Belanda mencoba mengembalikan kekuasaannya di Indonesia setelah Jepang menyerah kepada Sekutu.

Belanda mengirimkan pasukan NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yang dibantu oleh tentara-tentara Jepang yang masih ada di Indonesia.

BACA JUGA:7 Pemberontakan Yang Dihadapi Indonesia Setelah Merdeka, Saling Serang Sesama Anak Bangsa Hingga Banyak Korban

BACA JUGA:Semua Harus Ada Ilmu Termasuk Menanam Kopi Agar Mendapat Hasil Maksimal, Terutama Jenis Tanah dan PHnya

Arek-Arek Suroboyo tidak terima dengan kehadiran Belanda yang ingin menjajah kembali tanah air mereka.

Mereka melakukan aksi-aksi seperti merebut senjata dari tentara Jepang, mengibarkan bendera merah putih di berbagai tempat, serta mengadakan rapat-rapat raksasa untuk menunjukkan dukungan kepada pemerintah Republik Indonesia.

Salah satu peristiwa yang menunjukkan perlawanan Arek-Arek Suroboyo terhadap Belanda adalah Insiden Hotel Yamato pada tanggal 19 September 1945.

Insiden ini terjadi ketika Arek-Arek Suroboyo menyerbu Hotel Yamato, tempat tinggal para pejabat NICA, dan menurunkan bendera merah putih biru milik Belanda.

`Mereka merobek warna biru dari bendera tersebut sehingga menyisakan warna merah putih yang identik dengan bendera Indonesia.

Insiden Hotel Yamato ini memicu kemarahan Belanda dan memperkeruh hubungan antara Indonesia dan Belanda.

Belanda kemudian mengirimkan ultimatum kepada pemerintah Indonesia untuk menyerahkan semua senjata yang dimiliki oleh rakyat dalam waktu 48 jam.

BACA JUGA:Kisah Alexander Hare, Petualang Yang Gemar Koleksi Budak Wanita, Hingga 200 Gadis Dijadikan Gundik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: