Kisah Alexander Hare, Petualang Yang Gemar Koleksi Budak Wanita, Hingga 200 Gadis Dijadikan Gundik

Kisah Alexander Hare, Petualang Yang Gemar Koleksi Budak Wanita, Hingga 200 Gadis Dijadikan Gundik

Kisah Alexander Hare, Petualang Yang Gemar Koleksi Budak Wanita, Hingga 200 Gadis Dijadikan Gundik--

RADARMUKOMUKO.COM - Terkait dengan sejarah perbudakan di Indonesia, terdapat satu kisah seorang pria petualang bernama Alexander Hare

Dibantu seorang bernama Hippomenes, Here berpetualang menjangkau banyak tempat. dalam perjalanannya, Hare bahkan sudah pernah bertemu dengan Thomas Stamford Raffless sebelum menjadi orang terpandang seantero Hindia Belanda. 

Perantauan dan petualangan Hare terangkum dalam buku sejumlah sejarah kecil gubahan Rosihan Anwar berjudul Sejarah Kecil petite histoire Indonesia: Jilid 1 yang diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Buku Kompas pada 2004.

Dilansir dari grid.id, pekerjaan Hare sebagai klerek (clerk) di perusahaan dagang Inggris di Portugis telah membawa Alexander Hare ke dunia-dunia baru. 

BACA JUGA:Sejarah Jual Beli Budak, Asal Bali Lebih Diminati Pedagang Tionghoa dan Belanda Karena Kuat dan Cantik

BACA JUGA:Sunarso, Dirut BRI Beberkan Alasan Mengapa Tidak Terburu-Buru Beralih Fully Digital Banking

Tercatat sejak 1807, ia mulai ditempatkan di sejumlah daerah seperti di Malaka, Kalkuta, India hingga di Batavia.

Memasuki tahun 1812, ia mendapatkan pekerjaan yang besar sebagai Resident-Commissioner di Banjarmasin—di samping kegiatannya berdagang. 

Jabatan yang diterima Hare, mengenalkannya pada dunia perbudakan dan pergundikan.

"Hare memperoleh dari sultan yang memerintah di Kalimantan Selatan, sebanyak kurang lebih 200 orang budak (slaves) untuk membantunya membuka daerah yang berada di bawah wewenang kekuasaan Residen Alexander Hare," tulis Rosihan dalam bukunya.

Sekurang-kurangnya 200 budak, mata dan minat Hare selalu tertuju pada budak-budak perempuan sultan yang diserahkan padanya.

Ia memiliki banyak budak perempuan yang berasal dari berbagai macam daerah di Nusantara.

Kesukaannya melihat keragaman etnik dari para budak perempuannya, mereka dijadikannya gundik. Para gundik atau nyai itu diperintahkan untuk melayani hasrat dan hajat hidup Hare selama di Kalimantan.

Sifatnya yang gemar mengoleksi budak-budak perempuan sebagai istri piaraan atau gundiknya, membuatnya disebut sebagai "laki-laki yang gemar mengoleksi perempuan."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: