Keromantisan Jendral Sudirman, Pun di Tengah Perang Tak Lupa Bawa Bedak Hingga Lisptik Istri
Keromantisan Jendral Sudirman, Pun di Tengah Perang Tak Lupa Bawa Bedak Hingga Lisptik Istri--
Saat itu, dia mengatakan ingin hidup seperti Lurah Pakis, kenalannya. Lurah itu hidup sampai tua dan bisa meminang cucu.
Pada Senin, 29 Januari 1950, kondisi tubuh Jenderal Soedirman semakin lemah.
Berlinang air mata, Siti Alfiah meminta suaminya tegar. Soedirman menatap istrinya dan meminta perempuan yang dicintainya itu menuntunnya membaca kalimat tauhid. Satu kalimat terucap, Soedirman kemudian mangkat.
Soedirman pergi dalam usia muda, 34 tahun.
Esok harinya, ribuan orang ikut mengantarkan jenazahnya ke Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Hari itu hujan turun lebat mengguyur Kota Yogyakarta.
Tembakan salvo satu regu tentara di pemakaman Semaki mengantar Jenderal Besar itu ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Dia dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan. Pada 1997, dia mendapat gelar sebagai Jenderal Besar Anumerta dengan bintang lima, pangkat yang hanya dimiliki oleh beberapa jenderal saja di negeri ini sampai sekarang.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: