Pria Suku Mosuo Hanya Untuk Dipermainkan dan Kerja Keras, Kekuasaan Penuh di Tangan Wanita

Pria Suku Mosuo Hanya Untuk Dipermainkan dan Kerja Keras, Kekuasaan Penuh di Tangan Wanita

Pria Suku Mosuo Hanya Untuk Dipermainkan dan Kerja Keras, Kekuasaan Penuh di Tangan Wanita--

Prosesnya cukup unik karena sang pria harus masuk lewat jendela atau pintu belakang. Agar tak ada pria lain yang masuk, biasanya pasangan tersebut menggantungkan topinya di jendela.

BACA JUGA:Benarkah Kata Ambulans, Bioskop, Handuk, Kantor dan Sekolah Berasal dari Bahasa Belanda?

BACA JUGA:Gaya Hidup Kono Suku Mangaia, Anak Laki-Laki Bawah Umur dan Gadis Dipaksa Dewasa

Setelah itu, wanita Suku Mosuo boleh menerima atau menolak pria tersebut. Jika cocok, mereka akan melanjutkan hubungan tanpa adanya status pernikahan. Jika si wanita tak cocok, ia boleh memilih pria lainnya.

Budaya ini bisa dilakukan semata-mata jika wanita tersebut sudah dianggap dewasa secara seksual. Setelah dinyatakan dewasa, wanita itu bebas 'mengundang' pria manapun untuk bermalam. Bahkan, wanita diperbolehkan untuk berganti pasangan.

Setiap malam anak-anak pria Mosuo akan naik ke rumah gadis yang disukainya melalui tangga untuk masuk ke kamar tidurnya sampai pagi.

Mereka akan bersama sepanjang malam, namun harus pergi sebelum pagi.

Jika anak perempuan itu hamil, anak itu akan menghabiskan sisa hidupnya di rumah ibu, kadang-kadang tanpa mengetahui siapa ayahnya.

Tidak seorang pun pernah menjadi ayah dari anak yang mereka ciptakan. Karena suku Mosuo tidak memiliki tradisi perkawinan, mereka tidak ada definisi "suami dan istri".

Namun, untuk menghindari masalah sosial, sejak 1970 pemerintah mendorong orang Mosuo untuk mengubah kebiasaan mereka.

Banyak wanita Mosuo dekat dengan pria lajang dan mulai menikah dan tinggal bersama keluarga barunya.

Konon kebiasaan wanita Suku Masuo ini ditengarai karena kisah pilu masa lalu mereka. Para wanita di sini sakit hati karena ditinggal suami saat melakukan perjalanan jauh.

Dulu para pria pergi mengembara untuk berdagang ke India tapi mereka tak kunjung kembali. Mulai dari situlah para wanita tak ingin ikatan resmi dengan para pria.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: