Gaya Hidup Kono Suku Mangaia, Anak Laki-Laki Bawah Umur dan Gadis Dipaksa Dewasa
Gaya Hidup Kono Suku Mangaia, Anak Laki-Laki Bawah Umur dan Gadis Dipaksa Dewasa --
RADARMUKOMUKO.COM - Kehidupan kuno di berbagai suku dunia cukup unik dan tidak biasa. Tradisi dan ritual yang dilakukan tak jarang membuat kengerian.
Salah satunya yang terjadi pada Suku Mangaia yang ada di Kepulauan Cook di Samudra Pasifik Selatan. Dimana anak lali-laki 13 tahun atau dibawah umur dipaksa dewasa dengan diajarkan cara berhubungan pria dan wanita.
Seperti diinformasikan radarmukomuko.disway.id sebelumnya, dalam budaya Mangaia, baik anak perempuan atau laki-laki didorong untuk memiliki pasangan sebanyak mungkin sampai menikah.
Suku Mangaia memegang teguh tradisi mereka dan tidak menyesal dengan praktik pada anak bawah umur tersebut.
BACA JUGA:Perjuangan Suku Batak Melawan Belanda: Kisah Heroik Sisingamangaraja XII dan Boru ni Raja
Maka Gadis-gadis muda Suku Mangaia bebas mulai memiliki banyak pasangan muda umur 13 tahun. Mereka diperbolehkan melakukan hubungan dengan orang berbeda.
Dalam berhubungan sendiri harus saling memahami dan memuaskan pasangannya, maka selain pria sudah diajarkan bagaimana berhubungan dari kecil, kaum wanita juga diajarkan di usia muda.
Dalam aturan Suku ini, pria juga menjalani belahan punggung, di mana penis dibelah dari atas kulup sepanjang penis biasanya dilakukan oleh seorang ahli, pakar itu juga mendidik anak laki-laki tentang topik s3ks.
Kemudian beberapa minggu setelahnya, biasanya ada upacara s3ksual yang diadakan untuk anak laki-laki.
Dalam upacara ini wanita yang berpengalaman secara s3ksual melakukan hubungan dengan anak laki-laki.
Suku Mangaia penghuni bagian tengah-selatan merupakan wilayah terbesar kedua di Kepulaun dengan luas 51,8 km2 dan populasi sekitar 499 pada tahun 2016.
Diyakini bahwa pada awalnya, Kepulauan Mangia tidak ditemukan, melainkan muncul dari dunia bawah Avaiki yang sudah dihuni oleh leluhur spiritual Polinesia.
Dengan kedatangan penjelajah dan navigator Inggris Kapten James Cook, pulai itu ditemukan oleh orang Eropa pada 29 Maret 1777.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: