Kisah Perbudakan Brutal Hingga Jual Beli Budak Semasa Kolonial Belanda, Gadis Cantik Lebih Laris dan Disukai

Kisah Perbudakan Brutal Hingga Jual Beli Budak Semasa Kolonial Belanda, Gadis Cantik Lebih Laris dan Disukai

Penderitaan rakyat perbudakan era belanda-dokumen,net-Radar Mukomuko

RADARMUKOMUKO.COM – Saat menduduki Indonesia, Belanda menerapkan kerja paksa dan perbudakan. Hingga perdagangan manusia tidak terelakkan. 

Banyak anak-anak muda belia dari daerah dibawah ke Batavia yang sekarang Jakarta, pusat pemerintahan Belanda di Indonesia. 

Mereka dijadikan budak dan dijual pada orang-orang kaya eropa yang hidup mewah dan penuh gengsi di Jakarta. Bahkan kabarnya, jumlah budak yang di dimiliki juga menjadi tolak ukur kekayaan seseorang.

Kemungkinannya tidak sedikit pula, budak-budak asal Indonesia di jual atau dibawa ke Eropa sana.

Melansir dari voi.id, jual beli budak pernah dianggap sebagai salah satu bisnis yang menguntungkan di Nusantara. Tentu ada keterlibatan kepal dagang Belanda, VOC di baliknya.

Kompeni turut bertindak sebagai pedagang besar budak dari dalam dan luar negeri. Karenanya, Kota Batavia dapat menjelma jadi salah satu pasar budak terbesar di Asia, bahkan dunia.

BACA JUGA:Masa Kolonial Belanda, Budak Asal Bali Lebih Diminati, Karena Cantik, Penurut dan Juga Kekar

BACA JUGA:Tregedi Pembantaian 40.000 Ribu Nyawa Rakyat Sipil di Sulawesi, Belanda Sebut Hanya 3000 Korban

Bahkan untuk membangun Kota Batavia kala itu Belanda mendatangkan budak dari berbagai daerah dalam negeri dan luar negeri. 

Budak-budak ini untuk kerja kasar, mereka dianggap rajin dan dapat di andalkan dalam kondisi apapun, tentu saja karena mereka dipaksa bekerja dan takut. Budah dikatakan mereka dapat membangun apa saja. Dari gedung pemerintahan hingga pusat ibadah. 

Budak juga dipinjamkan kepada keluarga Eropa yang sedang dan sudah memulai menjalankan bisnis di areal perkebunan. Kehadiran budak-budak itu begitu membantu.

Untuk itu, bisnis budak dianggap salah satu bisnis yang paling menguntungkan di Batavia. apalagi, pergadangan budak umumnya dilakukan dengan cara lelang. Cara itu membuat budak jadi komoditas yang laris manis.

Semuanya karena kebiasaan orang kaya di Batavia menjadikan budak sebagai salah satu simbol kekayaan. Mereka dengan setia akan menunggu budak datang dan membelinya. Makin muda, makin baik, apalagi wanita.

Para budak dipaksa kerja siang malam tanpa istirahat. Mereka menyiksa para budak begitu kejamnya, sehingga sebagian besar putus asa dan bunuh diri. Dikabarkan  banyak budak yang memilih bunuh diri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: