Kisah Inggit, 20 Tahun Setia Damping Soekarno Menuju Kemerdekaan, 'Cinta Yang Terlarang' Berakhir Sedih

Kisah Inggit, 20 Tahun Setia Damping Soekarno Menuju Kemerdekaan, 'Cinta Yang Terlarang' Berakhir Sedih

Kisah Inggit, 20 Tahun Setia Damping Soekarno Menuju Kemerdekaan, 'Cinta Yang Terlarang' Berakhir Sedih--

Di Bandung atas rekomendasi dari metuanya, Haji Oemar Said Tjokroaminoto, Bung Karno tinggal di rumah Haji Sanusi yang merupakan suami dari Inggit kala itu. Dalam kata lain, Inggit menjadi ibu kos Soekarno di Bandung.

Dari sinilah pertemuan Inggit dengan Soekarno, adapun panggilan Inggit untuk Seokarno adalah 'Kusno".

Seiring waktu Soekarno dan Inggit semakin akrab, kebersamaan demi kebersamaan, akhirnya Inggit dan Soekarno terperangkap dalam "Cinta terlarang". 

Sebab saat itu Inggit masih istri dari Sanusi dan Soekarno suami dari Oetari.

Dan akhirnya, Sukarno menceraikan Oetari, begitu pula dengan Inggit yang secara resmi berpisah dengan Sanusi. Selah itu Bung Karno menikahi Inggit pada tanggal 24 Maret 1923, di rumah orang tua Inggit di Jalan Javaveem, Bandung.

Sebagaimana dikisahkan Bung Karno dalam buku karya Cindy Adams, Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (1965), sedari awal berjumpa, Bung Karno langsung menyebut Inggit sebagai perempuan luar biasa.

Sebagai wanita hebat, Inggit setia mendampingi Bung karno dalam segala situasi dan masa-masa sulit, termasuk saat Bung Karno menyelesaikan sekolahnya, memulai aktivitas politik, di penjara, hingga mencarikan dana untuk Bung Karno.

Saking setianya, Inggit turut mendampingi Bung Karno ke tempat pengasingannya di Ende dan Bengkulu. Dapat dikatakan, Inggit merupakan sumber semangat Bung Karno. Ia adalah istri, ibu, dan sekaligus sahabat bagi Bung Karno.

BACA JUGA:Presiden Soekarno, Soeharto dan SBY Pernah ke Mukomuko, Simak Misinya

BACA JUGA:Dua Aksi Prank atau Tipu-Tipu Paling Menggemparkan di Era Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto

Kendati demikian, pernikahan Bung Karno dan Inggit harus kandas saat mengungsi di Bengkulu. 

Alasannya keduanya tak dikarunia seorang anak dan kala itu Inggit menolak keras untuk di madu karena Bung Karno ingin menikahi anak tokoh Muhammadiyah Bengkulu, Fatmawati. 

Tanggal 1 Juni 1943, Sukarno menikahi Fatmawati. Usai Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945 dan Sukarno menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia pertama, Fatmawati-lah yang menjadi first lady alias ibu negara. Sementara Inggit tetap sendiri dan masih tinggal di Bandung.

Sukarno wafat di Jakarta pada 21 Juni 1970 setelah nyaris seluruh kekuasaannya dilucuti oleh Soeharto yang menggantikannya sebagai presiden.

Begitu mengetahui Sukarno telah meninggal, Inggit langsung bergegas menuju ke Jakarta, ke Wisma Yaso, rumah duka mantan suaminya itu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: