Perkebunan Teh Gunung Gambir, sisa Saksi Bisu Masa Penjajahan Belanda yang Masih Eksis Hingga Kini

Perkebunan Teh Gunung Gambir, sisa Saksi Bisu Masa Penjajahan Belanda yang Masih Eksis Hingga Kini

Perkebunan Teh Gunung Gambir, sisa Saksi Bisu Masa Penjajahan Belanda yang Masih Eksis Hingga Kini--

RADARMUKOMUKO.COM - Perkebunan teh Gunung Gambir adalah salah satu perkebunan peninggalan penjajah Belanda yang berada di ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. 

Daerah ini masuk ke dalam kawasan lereng Argopuro yang sangat ideal untuk membuat teh bir (beer tea) yang diekspor ke Eropa.

Perkebunan ini didirikan pada tahun 1896 oleh NV Handelsvereeniging Amsterdam (HVA), sebuah perusahaan dagang Belanda yang menguasai sebagian besar perkebunan di Hindia Belanda.

Perkebunan ini memiliki luas sekitar 1.000 hektar dan mempekerjakan sekitar 2.000 buruh pribumi.

Perkebunan teh Gunung Gambir terkenal dengan kualitas tehnya yang tinggi dan memiliki cita rasa khas.

Teh bir yang diproduksi di sini memiliki warna kuning keemasan dan aroma yang harum.

Teh ini diminati oleh para pecinta teh di Eropa, terutama di Belanda, Jerman, dan Inggris.

Selain teh bir, perkebunan ini juga memproduksi teh hitam dan teh hijau. 

BACA JUGA:Untuk Para Cowok Pengen Cari Pacar Cantik, Ini 9 Kota Terkenal Banyak Gadis Yang Mempesona dan Modern

BACA JUGA:UMKM Binaan BRILIANpreneur Go Global di “New York Now Summer Market 2023”

Teh hitam memiliki warna gelap dan rasa yang kuat, sedangkan teh hijau memiliki warna hijau muda dan rasa yang segar. 

Teh-teh ini juga diekspor ke berbagai negara di dunia.

Perkebunan teh Gunung Gambir tidak hanya menjadi sumber pendapatan bagi para pekerja dan pemiliknya, tetapi juga menjadi tempat wisata yang menarik bagi para pengunjung.

Di sini, pengunjung dapat menikmati pemandangan alam yang indah, udara yang sejuk, dan suasana yang tenang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: