Cerita Mayjen Moestopo Tas Berisi Uang Dicuri Pasukan Pelacur dan Copet Bentukannya, Bikin Soekarno Ngakak

Cerita Mayjen Moestopo Tas Berisi Uang Dicuri Pasukan Pelacur dan Copet Bentukannya, Bikin Soekarno Ngakak

Cerita Mayjen Moestopo Tas Berisi Uang Dicuri Pasukan Pelacur dan Copet Bentukannya, Bikin Soekarno Ngakak--

Sukses menghambat Belanda di Kebumen, Moestopo pindah ke front Subang.

Wilayah tempur ini kala itu dikenal sebagai Sektor Bandung Utara-Timur, dia juga mengikutkan 100 orang Pasukan Terate terdiri dari pelacur dan copet ini.

Menurut beberapa versi keterangan, total Moestopo menurunkan hingga 2.000 pelacur dan maling untuk beroperasi di wilayah pendudukan Belanda.

Menurut sejarawan Robert B Cribb, unit-unit rahasia ini juga beroperasi di dalam kota Bandung.

“Selain untuk mencuri senjata, pakaian, dan alat tempur, tugas unit ini adalah menimbulkan kekacauan dan kebingungan di kalangan tentara Belanda,” sebut Cribb dalam buku Ganster and Revolutionaries, The Jakarta People’s Militia and Indonesin Revolution 1945-1949.

BACA JUGA:Saat Kupu-Kupu Malam Menjadi Mata-Mata Andalan Soekarno, Hingga Ikut Menyumbang Dana

BACA JUGA:Kisah Sukses Pasukan Khusus Pelacur dan Copet Hadapi Belanda, Endingnya Senjata Makan Tuan, Soekarno Ngakak

Operasi ini sukses besar. Belanda kewalahan menghadapi psywar dari pasukan bentukan Jenderal Moestopo ini.

Kondisi sosial di daerah operasi Barisan Terate kacau balau. 

Banyak prajurit Belanda yang terkena penyakit kelamin berkat “operasi senyap” para pelacur revolusi ini.

Tingginya jumlah prajurit Belanda yang terkena penyakit kelamin menyebabkan terjadinya evakuasi besar-besaran dari pos militer. Imbasnya, kekuatan personel tempur di garis depan Belanda berkurang jauh.

Bukan saja sukses mencuri alat-alat militer seperti senjata, teropong, dan baju-baju militer Belanda. Pasukan khusus ini kerap kali menurunkan bendera Belanda langsung dari tiangnya.

Namun setelah itu, bukan saja Belanda yang menjadi korban mereka, para pemuda indonesia yang gerilya di garis depan ikut sering berinteraksi dengan para perempuan muda yang berpengalaman soal seks tersebut.

Maka sudah pasti, penyakit menular seksual pun menghinggapi para pasukan Republik.

Pasukan maling juga bukan hanya menyatroni markas Belanda, para maling ini pun menyasar rumah warga biasa. Tentu saja hal ini malah menambah masalah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: