Apa yang Terjadi dengan Laut di Sekitar Bangkai Titanic saat Tenggelam? Ini Faktanya!

Apa yang Terjadi dengan Laut di Sekitar Bangkai Titanic saat Tenggelam? Ini Faktanya!

Apa yang Terjadi dengan Laut di Sekitar Bangkai Titanic saat Tenggelam? Ini Faktanya!--

RADARMUKOMUKO.COM - Pada tahun 1912, kapal penumpang RMS Titanic menabrak gunung es dan tenggelam di Samudra Atlantik, menewaskan sekitar 1.500 orang. Bangkai kapal itu kini berada di kedalaman 3,8 kilometer, sekitar 640 kilometer dari Pulau Newfoundland, Kanada.

Banyak orang yang penasaran dengan nasib kapal legendaris itu dan ingin melihatnya dengan mata mereka sendiri. Namun, apakah laut tempat Titanic tenggelam masih bersih dan sehat?

Menurut para ahli, laut di sekitar bangkai Titanic memiliki beberapa bahaya dan tantangan yang harus dihadapi oleh siapa pun yang ingin mengunjunginya.

Pertama, laut itu sangat gelap dan dingin. Sinar matahari tidak bisa menembus lebih dari 1.000 meter dari permukaan laut, sehingga kapal Titanic berada dalam wilayah yang disebut sebagai "zona tengah malam". Suhu air di sana berkisar antara -1 hingga 4 derajat Celsius.

Kedua, laut itu sangat dalam dan tekanan air sangat tinggi. Tekanan air di kedalaman 3,8 kilometer mencapai sekitar 380 atmosfer, yang berarti setiap sentimeter persegi permukaan benda akan ditekan oleh sekitar 38 ton air.

BACA JUGA:Mengungkap Misteri Tenggelamnya Titanic : Apakah Kru Titanic Berusaha Mencegah Tenggelamnya Kapal?

BACA JUGA:Mengerikan Alasan Mereka yang Menjadi Korban Titanic, Sehingga Mereka Menolak Dievakuasi

Ketiga, laut itu juga berpotensi tercemar oleh bahan-bahan berbahaya yang berasal dari bangkai Titanic sendiri.

Salah satu bahan berbahaya yang mungkin bocor dari bangkai Titanic adalah minyak bumi. Kapal Titanic diketahui membawa sekitar 6.000 ton batu bara sebagai bahan bakar mesinnya. 

Batu bara adalah jenis minyak bumi yang terbentuk dari fosil tumbuhan yang terkubur di dalam tanah selama jutaan tahun.

Batu bara mengandung berbagai macam senyawa organik dan anorganik, seperti karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, belerang, arsenik, merkuri, timbal, dan lain-lain.

Jika batu bara terpapar air laut, maka senyawa-senyawa ini bisa larut atau terlepas dan mencemari lingkungan sekitarnya.Minyak bumi bisa berdampak negatif bagi kehidupan laut di beberapa cara.

Pertama, minyak bumi bisa mengurangi kadar oksigen terlarut di air, yang dibutuhkan oleh hewan-hewan akuatik untuk bernapas.

Kedua, minyak bumi bisa mengganggu fotosintesis tumbuhan-tumbuhan laut, seperti ganggang dan rumput laut, yang merupakan produsen utama oksigen dan makanan bagi hewan-hewan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: